Post Top Ad

Kombis

Teknologi

Post Top Ad

KombisNasionalPIS

Tancap Gas, Strategi PIS Kembangkan Bisnis Angkutan Karbon Lintas Negara

JAKARTA, KP – PT Pertamina International Shipping (PIS) menegaskan kesiapannya memasuki era baru bisnis energi, yakni angkutan karbon lintas negara. Komitmen tersebut ditegaskan dalam ajang The 5th Asia CCUS Network Forum yang digelar di Jakarta, di mana PIS tampil sebagai salah satu pemain kunci dalam rantai pasok dekarbonisasi global melalui transportasi karbon terlikuidasi (LCO₂).
 

Sebagai bagian dari PT Pertamina (Persero), PIS melihat peluang besar dalam bisnis ini, khususnya untuk mendukung implementasi Carbon Capture and Storage/Carbon Capture Utilisation and Storage (CCS/CCUS). “PIS berperan sebagai jembatan strategis yang menghubungkan emitor dengan penyedia fasilitas penyimpanan karbon. Armada dan infrastruktur yang kami miliki siap menjadikan PIS pemain utama di sektor transportasi LCO₂,” ujar VP Business Development PIS, Muthia Rizky Neldi.

Saat ini PIS mengoperasikan lebih dari 106 kapal dengan berbagai tipe, mulai dari gas carrier, crude carrier, petrochemical carrier, hingga very large gas carrier (VLGC). Sekitar 65 kapal di antaranya melayani rute internasional di 63 jalur perdagangan global, didukung kantor perwakilan di Singapura, Dubai, dan London. Kapabilitas armada inilah yang akan menjadi fondasi untuk menggarap bisnis baru angkutan karbon, mengangkut hasil tangkapan emisi industri seperti pembangkit listrik, kilang, hingga produksi amonia, menuju terminal penerima di darat dan selanjutnya ke lokasi penyimpanan bawah laut.

Indonesia sendiri memiliki potensi penyimpanan karbon yang besar, salah satunya di Cekungan Sunda Asri dengan kapasitas sekitar 1,1 gigaton CO₂. Letak geografis yang strategis membuat Indonesia diyakini dapat berkembang menjadi pusat CCS/CCUS di kawasan Asia Tenggara, dengan PIS memainkan peran penting dalam transportasi maritimnya.

Selain menyiapkan armada khusus LCO₂, PIS juga memperkuat langkah dekarbonisasi melalui penerapan teknologi cerdas PIS-SmartShip. Hingga pertengahan 2025, sekitar 50 persen armada telah dilengkapi fitur SmartShip 2.0 untuk efisiensi operasional dan pemantauan emisi. Teknologi ini terbukti mampu menghemat 324 ton bahan bakar dan menekan 1.021 ton emisi CO₂ hanya dalam satu bulan, sekaligus mendukung penghitungan Carbon Intensity Indicator (CII) secara real-time. “Kami tidak hanya menyiapkan kapal yang andal, tetapi juga sistem digital yang memastikan efisiensi energi dan pengurangan emisi di seluruh rantai pasok,” tambah Muthia.

Partisipasi PIS dalam forum internasional ini juga menegaskan peran aktif Indonesia dalam membangun ekosistem CCS/CCUS regional. Hal ini sejalan dengan target Net Zero Emission 2060 dan komitmen global untuk menghadapi krisis iklim.

Dengan strategi yang terintegrasi dari laut hingga terminal, PIS memperkuat posisinya sebagai mitra logistik maritim andal yang mendukung transisi energi global. Melalui kolaborasi internasional dan teknologi berkelanjutan, PIS siap menghadirkan solusi transportasi karbon yang efisien, aman, dan berdaya saing tinggi.(*/Red)

Baca Juga

Post Top Ad