Post Top Ad

Kombis

Teknologi

Post Top Ad

3TIndosatKalbarMelawi

Indosat Perluas Jaringan di Wilayah 3T, Buka Akses Digital untuk Kalimantan Barat

PONTIANAK, KP – Langit senja di Melawi mulai meredup saat suara tawa anak-anak menggema dari sebuah balai desa yang kini tak lagi sepi. Di sana, untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, warga bisa menyaksikan video edukasi dari YouTube tanpa buffering. Sebuah pemandangan yang barangkali biasa di kota besar, tetapi di desa-desa pedalaman Kalimantan Barat, ini adalah perubahan besar yang datang perlahan namun pasti berkat kehadiran jaringan Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) yang memperluas akses internet hingga ke pelosok wilayah 3T.

BTS Indosat, Foto : IOH

Pemerataan konektivitas digital menjadi pekerjaan rumah besar dalam pembangunan Indonesia. Terutama di wilayah seperti Kalimantan Barat, yang topografinya didominasi hutan lebat, sungai-sungai lebar, serta akses jalan yang terbatas. Dalam realitas ini, daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) sering kali tertinggal dalam hal kemajuan teknologi. Namun, keadaan tersebut mulai berubah seiring upaya strategis Indosat yang tidak hanya membangun jaringan, tetapi juga membawa harapan baru bagi kehidupan masyarakat lokal.

Indosat melihat wilayah seperti Pontianak bukan sekadar kota, tetapi gerbang bagi transformasi digital kawasan. Kota ini menjadi titik krusial dalam logistik distribusi perangkat jaringan, pusat pelatihan teknisi, dan penghubung utama dalam rantai perluasan infrastruktur ke desa-desa terpencil di sekitarnya, seperti di Kabupaten Melawi, Kapuas Hulu, dan Kayong Utara. Strategi yang dibangun Indosat bukan hanya soal menghadirkan sinyal, tetapi tentang menjahit kembali peta konektivitas yang selama ini berlubang di daerah-daerah terluar.

Decky, seorang warga dari Kecamatan Ella Hilir di Kabupaten Melawi, merasakan langsung dampak perubahan tersebut. Selama bertahun-tahun, ia dan keluarganya hidup tanpa sinyal yang memadai.
 
"Kami dulu harus naik bukit dulu untuk kirim pesan atau video call. Tapi sekarang, kami bisa video call dari rumah. Anak saya juga bisa ikut belajar online, tidak tertinggal pelajaran seperti dulu," ungkapnya dengan mata berbinar.

Cerita Decky adalah satu dari ratusan kisah kecil yang membentuk mosaik besar transformasi digital Kalimantan Barat. Indosat, lewat program perluasan jaringan berbasis pemerataan, aktif membangun Base Transceiver Station (BTS) baru, memperkuat infrastruktur fiber optik, dan memanfaatkan teknologi alternatif seperti VSAT untuk menjangkau titik-titik ekstrem yang sulit dijangkau menara biasa. Pendekatan teknologi yang adaptif ini menjadi kunci keberhasilan menyambungkan ribuan warga yang sebelumnya hidup dalam "keheningan digital."
 
Decky warga Melawi yang berharap akses internet merata di wilayahnya, Foto : @d3ckys
 
Yang menarik, kehadiran jaringan Indosat bukan hanya memberi akses ke dunia luar, tetapi juga membuka jalan bagi masyarakat lokal untuk menunjukkan potensi mereka. UMKM mulai mengenal sistem pembayaran digital dan e-commerce; kelompok tani belajar memasarkan hasil panen mereka lewat platform daring; dan generasi muda menemukan media ekspresi baru lewat konten kreatif, vlog, hingga aplikasi pembelajaran yang kini bisa diakses lebih mudah.

Di balik pembangunan fisik infrastruktur, Indosat juga menggandeng para pemangku kepentingan lokal. Pemerintah daerah, sekolah, guru, tokoh adat, hingga komunitas digital turut dilibatkan agar konektivitas yang hadir tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga kultural. Masyarakat diajak menjadi bagian dari ekosistem digital yang aktif, bukan sekadar penerima manfaat pasif. Dengan begitu, desa-desa yang dulu dikenal karena keterpencilannya, kini mulai muncul sebagai titik-titik pertumbuhan baru.

Pontianak pun semakin kuat posisinya sebagai simpul utama dalam gerak maju digital Kalimantan Barat. Di kota ini, pelatihan teknisi lokal dan tenaga muda dilakukan secara berkelanjutan, memastikan setiap peralatan jaringan di desa tetap terjaga kualitasnya. Dalam setiap menara BTS yang berdiri di daerah terpencil, ada semangat kolaborasi yang dibawa dari pusat ke pinggiran. Dan dalam setiap sambungan internet yang menyala, tersimpan harapan baru untuk masa depan yang lebih cerah.

Bagi Indosat, konektivitas adalah jembatan. Bukan hanya dari satu titik ke titik lainnya, tetapi dari keterisolasian menuju partisipasi aktif dalam ekonomi, pendidikan, dan budaya. Dalam visi Indonesia menuju ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, akses internet bukan lagi pelengkap melainkan prasyarat dasar.

Di Kalimantan Barat, langkah-langkah ini kini mulai menunjukkan hasil. Anak-anak tidak lagi ketinggalan pelajaran karena keterbatasan sinyal. Petani bisa memperkirakan cuaca lewat aplikasi. Warga desa bisa membuka toko daring yang menjangkau pembeli dari kota. Dan Decky, yang dulu hanya berharap sinyal datang sekali seminggu, kini bisa bercakap dengan keluarganya di kota setiap hari, tanpa harus memanjat bukit.

Dengan semua ini, Indosat tidak hanya hadir sebagai penyedia layanan telekomunikasi, tetapi sebagai penggerak perubahan yang menyalakan kembali harapan di wilayah-wilayah yang selama ini tertinggal. Dari Pontianak hingga Melawi, dari sungai hingga bukit, jaringan digital bukan lagi mimpi yang jauh. Ia telah menjadi bagian nyata dari kehidupan sehari-hari masyarakat Kalimantan Barat dan perjalanan ini baru saja dimulai.(Rif)

Baca Juga

Post Top Ad