Post Top Ad

Kombis

Teknologi

Post Top Ad

KalbarPontianakUntan

Menggugah Nurani Lewat Drawing Borneo Metamorfosa #4

PONTIANAK, KP – Suasana artistik dan penuh perenungan menyelimuti Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura sejak 17 Mei 2025. Di tempat inilah berlangsung Drawing Borneo Metamorfosa #4, sebuah pameran seni visual yang menghadirkan 86 karya dari 20 seniman, pelajar, hingga mahasiswa. Lebih dari sekadar pameran, kegiatan ini merupakan ruang ekspresi dan kritik sosial yang disampaikan melalui bahasa gambar, menyasar isu-isu kontemporer di Indonesia dari sudut pandang Kalimantan Barat. 
 

Pameran ini digelar sebagai bagian dari gerakan nasional Indonesia Menggambar yang setiap bulan Mei memperingati Hari Menggambar Nasional secara serentak di lebih dari 250 komunitas di seluruh Indonesia. Dengan mengusung tema nasional “Menggambar Indonesia”, para seniman diberi kebebasan untuk mengekspresikan pandangan mereka terhadap kondisi sosial dan budaya negeri ini, mulai dari potret kehidupan sehari-hari hingga isu-isu yang lebih kompleks seperti korupsi, penindasan, dan pembatasan kebebasan berpendapat.

Ferdinan, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Mbah Dinan, menjadi salah satu penggerak utama kegiatan ini. Ia menampilkan enam karyanya sekaligus mengoordinasi keterlibatan komunitas-komunitas seni di Kalimantan Barat. Menurutnya, menggambar adalah bentuk perlawanan yang sunyi namun kuat, menyampaikan keresahan dan harapan lewat garis-garis yang tidak hanya artistik tetapi juga sarat makna. Di Kalbar, lanjutnya, para peserta memang diberi ruang luas untuk berekspresi, namun tetap dituntut untuk menyisipkan unsur budaya lokal dalam setiap karya yang mereka tampilkan.

Setiap peserta memamerkan antara tiga hingga lima karya yang menyoroti berbagai persoalan sosial dengan pendekatan visual yang unik. Gambar-gambar yang dipamerkan tidak hanya menjadi cerminan realita, tetapi juga ajakan untuk berpikir kritis, terutama bagi generasi muda. Pameran ini menjadi ajang yang mempertemukan kreativitas dan kesadaran sosial, sebuah kombinasi yang diyakini mampu membentuk kepekaan serta rasa tanggung jawab terhadap kondisi bangsa.

Tak hanya memamerkan karya, Drawing Borneo Metamorfosa #4 juga menggelar sesi bedah karya, memberikan ruang dialog antara seniman dan pengunjung. Ini menjadi nilai edukatif tersendiri yang memperdalam pemahaman masyarakat terhadap pesan-pesan tersembunyi dalam tiap gambar. Selain itu, kegiatan ini juga menyasar aspek regenerasi, menyentuh dunia pendidikan lewat workshop menggambar bagi pelajar SD, SMP, guru, hingga mahasiswa.

Mbah Dinan mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya kemampuan menggambar di kalangan pelajar, terutama di tingkat sekolah dasar. Berdasarkan data internal, sekitar 70 persen anak SD di Pontianak belum mampu menggambar dengan baik, meski mereka cukup terampil dalam mewarnai. Fakta ini menjadi dasar penting digelarnya pelatihan dan workshop untuk menanamkan kembali kemampuan dasar menggambar di lingkungan pendidikan.

Menggambar, katanya, tidak hanya mengembangkan kreativitas, tetapi juga melatih konsentrasi serta membentuk kecerdasan visual anak. Ia meyakini bahwa kegiatan ini memiliki potensi sebagai terapi positif dalam proses tumbuh kembang anak, terutama dalam mengasah kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Drawing Borneo Metamorfosa #4 hadir bukan hanya sebagai agenda seni tahunan, melainkan sebagai pergerakan budaya yang menyuarakan keresahan dan harapan lewat medium visual. Dengan semangat kolektif yang terus terjaga, pameran ini menjadi wadah alternatif bagi seniman dan masyarakat untuk berbicara, menyuarakan kegelisahan, dan sekaligus menjaga denyut budaya lokal di tengah terpaan arus global. Melalui garis dan warna, mereka menggugat realita dan menawarkan perspektif baru bagi masa depan Indonesia.(*/Red)

Baca Juga

Post Top Ad