TANGERANG, KP - PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan bahwa kolaborasi antara sektor energi dan industri pupuk merupakan fondasi penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, dalam acara Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025 yang berlangsung di Tangerang. Menurut Rahmad, gas alam sebagai komoditas energi memegang peranan vital dalam proses produksi pupuk karena merupakan bahan baku utama. Ia menyebut bahwa sektor energi sangat menentukan keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada pangan, mengingat sekitar 62 persen produktivitas pertanian nasional dipengaruhi oleh keberadaan pupuk, dan 75 persen bahan bakunya berasal dari sektor migas.
Sebagai bentuk konkret dari penguatan kolaborasi tersebut, Pupuk Indonesia telah menandatangani dua dokumen kesepakatan awal yang bertujuan untuk menjajaki kerja sama pemanfaatan gas alam dari dua wilayah kerja migas strategis, yaitu Wilayah Kerja Masela dan Wilayah Kerja South Andaman. Kesepakatan pertama adalah penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara Pupuk Indonesia dan konsorsium pengelola Blok Masela yang terdiri dari JV INPEX Masela Ltd, PT Pertamina Hulu Energi Masela, dan PETRONAS Masela Sdn. Bhd. Kerja sama ini menjadi langkah awal pemanfaatan gas dari Lapangan Abadi di Wilayah Kerja Masela untuk pembangunan pabrik blue ammonia yang akan dibangun di Pulau Yamdena, Maluku. Pabrik tersebut direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2030 dan diperkirakan membutuhkan pasokan gas sebesar 150 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD).
Rencana pembangunan pabrik di Yamdena ini tidak hanya mencerminkan komitmen Pupuk Indonesia dalam mendukung agenda hilirisasi dan industrialisasi pemerintah, namun juga diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi kawasan timur Indonesia. Proyek ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, mendorong aktivitas industri lokal, serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui optimalisasi potensi energi yang ada.
Selain dengan konsorsium Blok Masela, Pupuk Indonesia juga menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Mubadala Energy untuk menjajaki potensi pemanfaatan gas dari Wilayah Kerja South Andaman. Gas dari wilayah ini akan diarahkan untuk mendukung pembangunan fasilitas produksi metanol dan blue ammonia yang direncanakan berlokasi di Nangroe Aceh Darussalam. Fasilitas tersebut diperkirakan membutuhkan pasokan gas masing-masing sebesar 115 MMSCFD untuk metanol dan 85 MMSCFD untuk blue ammonia. Kedua produk ini memiliki peran penting dalam mendukung agenda transisi energi karena dianggap sebagai komoditas energi bersih yang semakin dibutuhkan dalam ekosistem energi masa depan.
Lebih jauh, Rahmad menegaskan bahwa industri pupuk adalah bentuk nyata dari hilirisasi gas alam. Bahkan, menurutnya, industri pupuk merupakan industri pertama yang dibangun oleh pemerintah Indonesia sebagai bentuk hilirisasi energi untuk mendukung sektor pertanian. Oleh karena itu, penguatan sinergi antara sektor energi dan pupuk tidak hanya penting, tetapi juga harus terus dilanjutkan agar Indonesia dapat menjaga ketahanan pangannya secara berkelanjutan.
Sebagai perusahaan yang telah menjadi pemain utama dalam hilirisasi gas alam menjadi amonia dan turunannya, Pupuk Indonesia kini bersiap memperluas portofolio ke produk berbasis metanol. Tak hanya itu, perusahaan juga akan melakukan transformasi besar dalam strategi penyediaan gasnya. Jika selama ini Pupuk Indonesia membangun pabrik pupuk di dekat sumber gas untuk menjamin pasokan, maka ke depan perusahaan akan mulai mengadopsi pendekatan baru dengan memanfaatkan gas alam cair (LNG) yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap tantangan distribusi.
Dengan pendekatan baru ini, Rahmad menyebut bahwa penggunaan LNG akan meningkat secara signifikan dalam struktur pasokan perusahaan. Transformasi ini menjadi bagian dari upaya menyeluruh untuk memperkuat posisi Indonesia tidak hanya sebagai negara agraris yang tangguh, tetapi juga sebagai pemain penting dalam transisi energi bersih dunia.(*/Red)