PONTIANAK, KP - Suasana di depan Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalimantan Barat memanas pada Jumat (7/11) siang ketika puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalbar menggelar aksi demonstrasi bertajuk “PMII Kalbar Menggugat.” Aksi tersebut menjadi bentuk protes terhadap penegakan hukum yang dinilai belum optimal, terutama dalam upaya pemberantasan korupsi di wilayah Kalimantan Barat.
Massa aksi memulai pergerakan mereka dari Taman Digulis sekitar pukul 13.00 WIB. Dengan membawa spanduk dan poster tuntutan, para demonstran kemudian berjalan kaki menuju Kantor Kejati Kalbar untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Massa aksi memulai pergerakan mereka dari Taman Digulis sekitar pukul 13.00 WIB. Dengan membawa spanduk dan poster tuntutan, para demonstran kemudian berjalan kaki menuju Kantor Kejati Kalbar untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Namun hingga aksi berakhir pada pukul 16.00 WIB, Kepala Kejati Kalbar maupun pejabat struktural lainnya tidak juga menemui massa, sehingga memicu kekecewaan dari para peserta aksi.
Koordinator aksi, Baidowi, menyampaikan rasa kecewa atas sikap Kejati yang dinilai menutup diri terhadap aspirasi mahasiswa. “Kami sangat kecewa dengan Kejati Kalbar karena tidak ada satu pun pimpinan yang bersedia menemui kami.
Koordinator aksi, Baidowi, menyampaikan rasa kecewa atas sikap Kejati yang dinilai menutup diri terhadap aspirasi mahasiswa. “Kami sangat kecewa dengan Kejati Kalbar karena tidak ada satu pun pimpinan yang bersedia menemui kami.
Kepala Kejati pun enggan keluar untuk berdialog. Ini bentuk ketidakpedulian terhadap aspirasi rakyat yang kami bawa,” ujarnya dengan nada tegas di tengah orasi.
Menurut Baidowi, aksi ini merupakan wujud kepedulian PMII terhadap kondisi penegakan hukum di Kalimantan Barat yang dinilai masih lemah dan belum menyentuh berbagai dugaan kasus korupsi yang muncul di masyarakat. Ia menegaskan, pihaknya mendesak Kejati untuk bekerja secara serius, transparan, dan profesional dalam menuntaskan setiap kasus yang merugikan keuangan negara.
Menurut Baidowi, aksi ini merupakan wujud kepedulian PMII terhadap kondisi penegakan hukum di Kalimantan Barat yang dinilai masih lemah dan belum menyentuh berbagai dugaan kasus korupsi yang muncul di masyarakat. Ia menegaskan, pihaknya mendesak Kejati untuk bekerja secara serius, transparan, dan profesional dalam menuntaskan setiap kasus yang merugikan keuangan negara.
“Kami menuntut Kejati agar segera menindaklanjuti dan menuntaskan kasus-kasus korupsi di Kalbar. Jika tidak ada tindakan konkret, kami akan turun kembali dengan jumlah massa yang lebih besar,” tegasnya.
Seruan yang digaungkan PMII Kalbar juga mengajak seluruh kader di berbagai cabang se-Kalimantan Barat untuk bersatu mengawal isu korupsi di daerah.
Seruan yang digaungkan PMII Kalbar juga mengajak seluruh kader di berbagai cabang se-Kalimantan Barat untuk bersatu mengawal isu korupsi di daerah.
Mereka menekankan bahwa lembaga penegak hukum harus berani menegakkan keadilan tanpa pandang bulu, siapapun pihak yang terlibat dalam praktik korupsi harus diproses sesuai hukum yang berlaku.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat belum memberikan keterangan resmi terkait alasan pimpinan tidak menemui massa maupun tanggapan atas tuntutan yang disuarakan oleh PMII Kalbar.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat belum memberikan keterangan resmi terkait alasan pimpinan tidak menemui massa maupun tanggapan atas tuntutan yang disuarakan oleh PMII Kalbar.
Sementara itu, para mahasiswa berjanji akan terus mengawal komitmen penegakan hukum di Kalbar dan memastikan bahwa perjuangan mereka tidak berhenti sampai keadilan benar-benar ditegakkan.(*/Red)

.jpeg)
.jpeg)
