PONTIANAK, KP - Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak menghadirkan wajah baru kawasan asrama mahasiswa melalui soft opening Program Asrama Berdampak.
Peresmian program ini ditandai dengan panen perdana melon premium yang berlangsung langsung di area asrama. Rektor UNTAN, Prof. Dr. Garuda Wiko, S.H., M.Si., turun langsung memanen buah melon pertama sebagai simbol dimulainya gerakan produktif berbasis pemberdayaan mahasiswa.
Dalam sambutannya, Prof. Garuda Wiko menegaskan bahwa program ini merupakan hasil sinergi antara UNTAN, para alumni, mitra kolaborasi, dan pelaku usaha di Kalimantan Barat.
Tujuannya bukan sekadar menghadirkan fasilitas tempat tinggal, tetapi menjadikan asrama sebagai pusat kegiatan produktif yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Menurutnya, pendidikan tinggi harus mampu menghadirkan solusi dan manfaat, tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga lingkungan sekitarnya. Program Asrama Berdampak menjadi jawaban atas tantangan tersebut.
Salah satu wujud konkret dari program ini adalah pembangunan kebun melon premium di dalam greenhouse berukuran 10 x 20 meter. Sebanyak 517 batang melon ditanam dengan dua varietas unggulan, yaitu Melon The Blues dan Melon Inthanon atau Golden Emerald.
Melon The Blues dikenal dengan daging buah berwarna oranye dan kulit hijau berjala, sementara Melon Inthanon memiliki kulit kuning cerah dengan daging hijau segar yang manis. Kedua jenis ini termasuk kategori melon premium bernilai ekonomi tinggi dan dipanen setelah melewati masa tanam sekitar 65 hari.
Meski proses budidayanya tidak lepas dari tantangan seperti cuaca dan serangan jamur putih, kualitas hasil panen tetap terjaga. Hal ini menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu mengelola lahan produktif dengan pendekatan ilmiah sekaligus semangat kewirausahaan.
Kebun melon ini tidak hanya menjadi ikon baru kawasan asrama, tetapi juga laboratorium hidup bagi pengembangan keterampilan agrikultur modern dan penguatan karakter mahasiswa melalui kerja kolaboratif.
Konsep pemasaran yang diterapkan pun unik, yakni melalui sistem open farm. Mahasiswa dan masyarakat dapat datang langsung untuk melihat proses budidaya, memetik buahnya, hingga mencicipi hasil panen. Selain memberikan pengalaman edukatif, pendekatan ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi mahasiswa sebagai pelaku usaha muda.
Program Asrama Berdampak diharapkan menjadi model pengelolaan kawasan kampus yang tidak hanya efisien secara aset, tetapi juga produktif secara sosial dan ekonomi.
Jika sebelumnya asrama identik sebagai tempat tinggal semata, kini ia menjelma sebagai pusat inovasi, pelatihan kewirausahaan, dan wadah kolaborasi lintas disiplin. Dari sebuah greenhouse di sudut asrama, benih semangat kemandirian dan pemberdayaan itu mulai tumbuh manis, segar, dan penuh harapan, layaknya buah melon yang baru dipanen. (*/Red)