JAKARTA, KP – Sebuah momen bersejarah hadir di Museum of Modern Art (MoMA), New York City, ketika UNIQLO menggelar acara bertajuk The Art and Science of LifeWear pada 15 September 2024 lalu. Perayaan ini bertepatan dengan 20 tahun perjalanan UNIQLO di Amerika Serikat, sekaligus menandai tonggak baru kemitraan global bersama Toray Industries. Dalam atmosfer seni modern yang ikonik, UNIQLO menghadirkan inovasi teknologi, diskusi inspiratif, serta kejutan yang mempertegas posisi LifeWear sebagai perpaduan seni dan sains dalam dunia busana.
Acara dibuka dengan pidato utama Tadashi Yanai, Founder dan Chairman UNIQLO sekaligus President & CEO Fast Retailing. Ia menegaskan kembali visi UNIQLO yang sejak awal selalu berakar pada kontribusi positif bagi masyarakat melalui pakaian. Yanai menekankan bahwa LifeWear adalah wujud nyata dari misi tersebut, dibangun di atas fondasi kolaborasi erat dengan Toray. “Hari ini menandai peringatan 20 tahun sejak UNIQLO membuka toko pertamanya di Amerika Serikat. Kehadiran kami di MoMA, mitra yang telah berjalan bersama selama lebih dari satu dekade, menjadi simbol kebanggaan sekaligus komitmen untuk terus menghadirkan pakaian yang relevan dengan perubahan gaya hidup masyarakat global,” ujarnya.
Senada dengan itu, Mitsuo Ohya, Presiden Toray Industries, menyoroti peran penting teknologi material dalam perjalanan panjang bersama UNIQLO. Sejak menjalin kemitraan strategis pada 2006, Toray telah menghadirkan terobosan dalam pengembangan material yang memungkinkan LifeWear menjadi ikon yang menginspirasi dunia. “Visi kami adalah menciptakan pakaian yang mampu meningkatkan kualitas hidup setiap orang. Kami berkomitmen untuk terus mendorong batas inovasi agar dapat membuka potensi baru di masa depan,” kata Ohya.
Sorotan acara berlanjut pada diskusi panel yang mempertemukan Global Brand Ambassadors UNIQLO, Roger Federer dan Cate Blanchett, dengan Clare Waight Keller sebagai moderator. Ini menjadi penampilan publik perdana Blanchett sejak pengumuman dirinya sebagai duta merek global pada Agustus lalu. Dalam percakapan hangat, ia menekankan pentingnya kualitas dan kesederhanaan. “Memiliki pakaian berkualitas yang dibuat dengan sangat baik seharusnya tidak dianggap sebagai sebuah kemewahan. Bagi saya, itulah DNA sejati UNIQLO,” ungkapnya.
Puncak acara terjadi ketika UNIQLO mengumumkan seniman kontemporer KAWS sebagai Artist In Residence pertama. KAWS, yang dikenal luas melalui kolaborasi sebelumnya dengan UNIQLO, kini akan memainkan peran baru dalam menghubungkan seni dan pakaian. Program residensi ini akan diwujudkan melalui instalasi seni di toko UNIQLO seluruh dunia serta kolaborasi dengan mitra museum. Ia juga dijadwalkan merilis koleksi perdana sebagai bagian dari LifeWear pada musim Fall/Winter 2025. “Merupakan kehormatan besar dapat melangkah lebih jauh bersama UNIQLO. Saya berharap dapat memperluas kolaborasi lintas komunitas seni dan menghadirkan inovasi baru dalam LifeWear,” ujar KAWS.
John C. Jay, President of Global Creative Fast Retailing, menegaskan bahwa peran KAWS sebagai seniman residen akan memperluas apresiasi seni secara global. “KAWS telah menembus batas-batas tradisional seni, sebagaimana UNIQLO mendefinisikan ulang industri pakaian. Melalui program ini, kami ingin menghadirkan seni dan kreativitas yang dapat diakses semua orang,” katanya.
Acara di MoMA ini turut menghadirkan pameran interaktif yang membawa para undangan menjelajahi tiga pilar utama LifeWear. Technology For All memperlihatkan inovasi hasil kemitraan UNIQLO dan Toray, Art For All merayakan kolaborasi jangka panjang dengan MoMA, sementara Heart For All menegaskan komitmen UNIQLO untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh dunia.
Dengan perpaduan inovasi, seni, dan visi humanis, The Art and Science of LifeWear bukan sekadar perayaan 20 tahun perjalanan UNIQLO di Amerika Serikat. Lebih dari itu, ia menjadi sebuah pernyataan tentang masa depan mode: sebuah ruang di mana fungsi dan kreativitas berjalan beriringan untuk menjawab kebutuhan manusia modern.(*/Red)
