Post Top Ad

Kombis

Teknologi

Post Top Ad

KeuanganLPSNasionalSurabaya

Narasi Optimisme dari Surabaya, Indonesia Tangguh di Tengah Gejolak Global

SURABAYA,KP – Di tengah gelombang dinamika ekonomi global yang belum juga mereda, Indonesia justru menunjukkan ketangguhannya. Sinyal positif ini kembali ditegaskan oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, dalam sambutannya di hari kedua LPS Financial Festival 2025 yang digelar di Dyandra Convention Center, Surabaya. Dihadapan para peserta yang memadati aula, Purbaya menggelorakan semangat optimisme terhadap perekonomian nasional yang menurutnya tetap tumbuh dan semakin resilien. 
 
  
Di panggung yang menjadi pusat perhatian selama festival keuangan ini, Purbaya menyampaikan bagaimana LPS, bersama seluruh pemangku kepentingan sistem keuangan, terus memainkan peran strategis dalam menjaga stabilitas. Ia menyebut sektor perbankan Indonesia kini tidak hanya solid dari sisi fundamental, tetapi juga adaptif terhadap perubahan. Transformasi yang terus dilakukan oleh bank dan lembaga keuangan memperkuat daya tahan industri terhadap berbagai tekanan global.

Optimisme Purbaya tak datang tanpa dasar. Data terkini menunjukkan bahwa perbankan Indonesia tetap dalam posisi yang sangat sehat. Rasio Kecukupan Modal (CAR) nasional, indikator vital dalam melihat kekuatan permodalan bank, tumbuh dari 25,48 persen pada Mei menjadi 25,81 persen pada Juni 2025. Pertumbuhan kredit pun tercatat sebesar 7,77 persen secara tahunan, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,96 persen pada periode yang sama. Sementara itu, tingkat kredit bermasalah (NPL gross) tetap terkendali di angka 2,22 persen.

Purbaya menyoroti pula geliat simpanan masyarakat yang mencerminkan kepercayaan terhadap sektor perbankan. Ia menyampaikan bahwa simpanan nasabah dengan saldo di bawah Rp2 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp143,22 triliun atau tumbuh 4,29 persen secara tahunan. Sementara itu, simpanan dengan saldo di atas Rp2 miliar justru tumbuh lebih pesat, sebesar Rp459,49 triliun atau 8,46 persen. Menurutnya, pertumbuhan ini akan semakin mendorong likuiditas ke dalam perekonomian dan menjadi salah satu bahan bakar utama bagi roda pertumbuhan nasional.

Namun bukan hanya kekuatan perbankan yang menjadi tumpuan harapan. Di balik stabilitas tersebut, Purbaya menggarisbawahi bahwa kekuatan utama Indonesia justru berasal dari dalam negeri. Ia menyebutkan bahwa domestic demand atau permintaan domestik adalah fondasi nyata dari daya tahan ekonomi Indonesia. Di kuartal kedua tahun 2025, PDB Indonesia menunjukkan bahwa konsumsi—baik dari rumah tangga, pemerintah, maupun Lembaga Nonprofit Rumah Tangga—menyumbang sebesar 62,53 persen terhadap total PDB nasional. Bahkan, pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 6,99 persen menjadi kompensasi yang efektif terhadap belanja pemerintah yang sempat mengalami kontraksi. 
 
 

Lebih jauh, Purbaya menjelaskan bahwa keunggulan Indonesia juga terletak pada struktur demografisnya. Ia menyampaikan bahwa Indonesia saat ini tengah menikmati bonus demografi, yakni ketika mayoritas penduduk berada dalam usia produktif. Data tahun 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen populasi Indonesia berada pada rentang usia 15 hingga 64 tahun, dengan dominasi generasi milenial, Z, dan generasi Alpha. Mereka inilah yang, menurut Purbaya, akan menjadi kekuatan pendorong ekonomi masa depan dan menjadi tulang punggung menuju visi besar Indonesia Emas 2045.

Dalam atmosfer yang sarat optimisme dan antusiasme, Purbaya mengajak semua pihak untuk tetap waspada, namun tidak tenggelam dalam kekhawatiran berlebihan. Ia menegaskan bahwa risiko global memang akan selalu ada, namun selama Indonesia terus bertumpu pada kekuatan internalnya, yakni permintaan domestik yang besar dan sumber daya manusia yang muda dan produktif, maka masa depan ekonomi nasional akan tetap cerah dan menjanjikan.

Sorotan dari LPS Financial Festival kali ini bukan sekadar pada data dan angka. Lebih dari itu, pernyataan Purbaya menyiratkan keyakinan bahwa Indonesia tidak lagi sekadar bertahan, namun justru bergerak aktif memanfaatkan peluang di tengah tantangan global. Dari panggung Surabaya, optimisme itu mengalir, menegaskan bahwa Indonesia tengah berjalan mantap menuju masa depan yang lebih kuat dan berdaulat secara ekonomi.

Baca Juga

Post Top Ad