MEMPAWAH, KP – Upaya peningkatan pelayanan dasar masyarakat kembali menjadi perhatian utama Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kalimantan Barat. Dalam langkah konkret memastikan pengelolaan infrastruktur berjalan efektif dan akuntabel, Kepala Perwakilan BPKP Kalbar, Rudy M. Harahap, melakukan supervisi langsung ke fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sungai Bemban yang terletak di Dusun Bemban, Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah.
Supervisi ini dilakukan pada awal Juli 2025 sebagai bentuk pengawasan terhadap operasional SPAM yang kini telah menjadi andalan utama penyediaan air bersih di wilayah Mempawah. Sejak beroperasi penuh selama 24 jam nonstop mulai Maret 2025, SPAM Sungai Bemban telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat, khususnya di enam kecamatan yang kini bisa mengakses layanan air bersih dengan kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Kehadiran Kepala Perwakilan BPKP Kalbar di lokasi SPAM bukan sekadar kunjungan seremonial. Ia turun langsung meninjau berbagai titik penting dalam sistem penyediaan air, mulai dari intake air baku, instalasi pengolahan air (IPA), hingga sistem distribusi yang tersebar ke permukiman warga. Dalam kunjungan tersebut, Rudy didampingi oleh Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Galaherang, Muhammad Taufik, yang menjelaskan secara rinci proses kerja SPAM serta tantangan yang masih dihadapi dalam distribusi air.
Dalam pernyataannya, Rudy menegaskan pentingnya kehadiran pengawasan yang aktif dalam proyek-proyek strategis pelayanan dasar seperti SPAM. Menurutnya, pembangunan infrastruktur seperti ini bukan hanya soal teknis dan fisik, tetapi juga soal manajemen risiko, efisiensi penggunaan anggaran, serta ketepatan dalam memberikan manfaat bagi masyarakat. “Kami ingin memastikan bahwa pembangunan SPAM Sungai Bemban ini benar-benar memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Kami juga akan terus memberikan pendampingan serta memastikan manajemen risiko terlaksana dengan baik,” ujar Rudy.
SPAM Sungai Bemban sendiri kini menjadi tulang punggung penyediaan air bersih di Mempawah. Fasilitas ini lahir dari kebutuhan mendesak masyarakat yang selama bertahun-tahun menghadapi berbagai persoalan terkait air bersih—mulai dari pasokan yang tidak stabil hingga kualitas air yang kurang layak konsumsi. Sejak operasional penuh dijalankan, banyak warga merasakan perbedaan signifikan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas layanan.
Masyarakat di enam kecamatan kini tidak lagi harus bergantung pada sumber air yang tidak higienis atau membeli air dari pihak ketiga dengan harga tinggi. Mereka bisa mengakses air langsung dari keran rumah mereka sepanjang hari. Kehadiran SPAM ini secara perlahan mengubah wajah pelayanan publik di Mempawah, membawa harapan baru akan kualitas hidup yang lebih baik.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Mempawah pun menunjukkan komitmen serius dalam mengembangkan sistem ini. Kapasitas produksi air yang saat ini mencapai 100 liter per detik direncanakan akan ditingkatkan menjadi 200 liter per detik pada tahun mendatang. Dengan peningkatan kapasitas ini, diharapkan jangkauan layanan dapat diperluas ke lebih banyak wilayah dan sistem distribusi dapat berjalan lebih stabil, terutama di daerah-daerah yang selama ini masih sulit terlayani.
Bagi BPKP Kalbar, pengawasan terhadap proyek seperti SPAM Sungai Bemban bukan hanya rutinitas kerja, tetapi bagian dari misi besar untuk menjamin bahwa setiap program pemerintah, khususnya yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat, dikelola secara transparan dan bertanggung jawab. Rudy menyampaikan bahwa dalam konteks pengelolaan air minum, akuntabilitas tidak bisa ditawar-tawar karena menyangkut hak dasar masyarakat akan akses air bersih.
Supervisi ini juga menjadi cermin dari pendekatan kolaboratif antara lembaga pengawasan dan pemerintah daerah. Dengan adanya sinergi yang erat, kendala-kendala di lapangan bisa lebih cepat teridentifikasi dan ditangani. Mulai dari perencanaan, pengadaan, hingga pemeliharaan sistem distribusi, semua aspek harus diawasi secara ketat agar tidak terjadi penyimpangan dan penurunan kualitas layanan.
Lebih dari itu, kunjungan ini menjadi pesan simbolik bahwa negara hadir di tengah masyarakat bukan hanya dalam bentuk kebijakan di atas kertas, tetapi lewat kerja nyata yang memberikan dampak langsung. Dalam kondisi sosial dan ekonomi yang terus berubah, keberadaan layanan dasar seperti air bersih menjadi semakin vital, terutama untuk mendukung kesehatan dan produktivitas masyarakat.
Langkah BPKP Kalbar dalam mengawal akuntabilitas pengelolaan SPAM di Mempawah patut diapresiasi sebagai contoh konkret bagaimana pengawasan berperan sebagai penjaga kualitas pembangunan. Pengawasan bukan untuk menghambat, melainkan memastikan bahwa setiap investasi pemerintah betul-betul menghasilkan nilai tambah yang dirasakan oleh masyarakat.
Dengan semangat kolaborasi, pengawasan yang ketat, dan komitmen pelayanan dari berbagai pihak, SPAM Sungai Bemban kini menjadi simbol perubahan positif. Bukan hanya tentang air yang mengalir ke rumah-rumah, tetapi tentang kepercayaan yang mengalir kembali ke masyarakat bahwa pembangunan memang benar-benar untuk mereka.(*/Red)