YOGYAKARTA, KP – Dalam era ketika transformasi digital tidak lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia menunjukkan langkah konkret dan terukur menuju kedaulatan digital. Melalui Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) serta Muhammadiyah Software Labs (LabMu), organisasi ini memperkenalkan sistem identitas digital resmi berbasis teknologi yang diberi nama e-KTAM atau Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah Elektronik.
Dalam peluncuran yang digelar di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yogyakarta, kolaborasi besar ini secara resmi menggandeng VIDA, perusahaan penyedia solusi identitas digital berbasis verifikasi biometrik dan sertifikasi elektronik, sebagai mitra strategis dalam membangun ekosistem digital Muhammadiyah yang aman, inklusif, dan terpercaya.
Kehadiran sistem e-KTAM bukan hanya sekadar bentuk pembaruan administratif. Ini adalah fondasi baru yang mengakar kuat pada visi besar Muhammadiyah yang disebut SatuMu—satu identitas, satu data, dan satu sistem layanan umat. Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menekankan pentingnya kehadiran yang sah dan kuat bagi organisasi keagamaan dalam ruang digital. Menurutnya, di tengah derasnya arus informasi dan kerentanan keamanan data, kepercayaan umat harus dibangun di atas pondasi sistem digital yang aman dan terverifikasi.
“Data warga bukan sekadar deretan angka dan nama, ini adalah amanah, cerminan kepercayaan, dan aset strategis organisasi. Maka, sistem keanggotaan digital ini dirancang dengan penuh tanggung jawab, sesuai hukum, dan menjunjung tinggi nilai-nilai organisasi,” tegas Prof. Dadang dalam sambutannya.
e-KTAM hadir untuk menjawab kebutuhan pengelolaan data anggota secara tertib, legal, dan patuh pada regulasi terbaru, khususnya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (UUPDP). Sistem ini tidak hanya memungkinkan proses verifikasi identitas berjalan lebih cepat dan efisien, tetapi juga menciptakan ruang yang transparan bagi manajemen iuran keanggotaan. Dengan memanfaatkan teknologi VIDA, e-KTAM membawa anggota Muhammadiyah ke dalam ekosistem digital yang tidak hanya canggih, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip keamanan dan kepatuhan hukum.
Prof. Dr. Muchlas, M.T., Ketua MPI PP Muhammadiyah, menyatakan bahwa transformasi ini adalah wujud nyata dari komitmen strategis Muhammadiyah dalam menjaga martabat dan perlindungan identitas anggotanya. Kolaborasi dengan VIDA dipilih bukan semata karena kecanggihan teknologinya, tetapi karena kesamaan nilai yang dijunjung tinggi: kepercayaan, etika, dan keamanan.
Lebih jauh, peran strategis LabMu sebagai unit pengembang teknologi Muhammadiyah juga menjadi bagian penting dari ekosistem ini. Asad Fatchul’ilmi, CEO Muhammadiyah Software Labs, mengungkapkan bahwa e-KTAM akan diintegrasikan penuh ke dalam MASA (Muhammadiyah ‘Aisyiyah Super App), sebuah aplikasi yang akan menjadi portal tunggal layanan digital bagi seluruh anggota. Dengan MASA, anggota Muhammadiyah dapat mengakses berbagai layanan keorganisasian, pembayaran iuran, hingga kanal komunikasi resmi dalam satu sistem yang menyatu secara digital.
Namun, digitalisasi yang dilakukan Muhammadiyah bukan hanya tentang aplikasi dan teknologi. Di balik layar, proses ini adalah wujud dari kedaulatan data dan tata kelola yang menjunjung nilai syar’i serta prinsip akuntabilitas. VIDA sebagai mitra teknologi dipercaya karena tidak hanya mampu menyediakan sistem verifikasi digital yang sah dan aman, tetapi juga turut mendampingi Muhammadiyah sebagai rekan strategis dalam membangun arsitektur ekosistem digital yang inklusif dan berdaya guna untuk umat.
Sati Rasuanto, Co-founder & President VIDA, menyampaikan bahwa kolaborasi ini adalah kehormatan besar bagi perusahaannya. Dengan misi menjadikan verifikasi identitas lebih mudah dan lebih aman, VIDA berkomitmen mendukung Muhammadiyah tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dari aspek nilai dan keberlanjutan. Menurutnya, “Membangun kepercayaan digital harus dimulai dari komunitas. Dan kerja sama dengan Muhammadiyah adalah bukti nyata bahwa teknologi bisa berpadu dengan nilai untuk membentuk masa depan yang lebih aman dan berintegritas.”
Pada kesempatan yang sama, Teguh Arifiyadi, Direktur Pengawasan Sertifikasi dan Transaksi Elektronik dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), memberikan apresiasi tinggi kepada Muhammadiyah atas inovasi ini. Dalam pandangannya, penggunaan identitas digital seperti e-KTAM merupakan langkah besar dalam mewujudkan keamanan digital nasional yang tidak hanya berbasis pada perlindungan data, tetapi juga pemberdayaan masyarakat sipil. Teguh juga mendorong agar pemanfaatan teknologi digital tidak berhenti di keanggotaan semata. Ia menyoroti potensi besar e-KTAM untuk mendukung sistem pemungutan suara digital atau i-voting, mengingat keberhasilan VIDA dalam proyek serupa bersama Ikatan Notaris Indonesia.
MoU antara Muhammadiyah dan VIDA yang ditandatangani dalam acara ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju tata kelola digital organisasi yang visioner dan berdampak luas. Dengan sistem e-KTAM, Muhammadiyah membuktikan bahwa organisasi keagamaan dapat mengambil peran utama dalam membentuk masa depan digital yang bermartabat dan terpercaya.
Transformasi ini bukan sekadar mengikuti zaman, tetapi tentang memimpin zaman. Di tengah lanskap digital yang serba cepat dan kompleks, Muhammadiyah memilih untuk tidak hanya hadir, tapi juga menjadi pionir. Dengan satu identitas digital yang sah, sistem yang aman, dan layanan yang menyatu, Muhammadiyah membangun sebuah ekosistem digital yang tidak hanya menjawab kebutuhan masa kini, tetapi juga merancang masa depan umat serta sebuah masa depan di mana kepercayaan, keamanan, dan keberdayaan digital menjadi hak setiap warga.(*/Red)
Kehadiran sistem e-KTAM bukan hanya sekadar bentuk pembaruan administratif. Ini adalah fondasi baru yang mengakar kuat pada visi besar Muhammadiyah yang disebut SatuMu—satu identitas, satu data, dan satu sistem layanan umat. Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menekankan pentingnya kehadiran yang sah dan kuat bagi organisasi keagamaan dalam ruang digital. Menurutnya, di tengah derasnya arus informasi dan kerentanan keamanan data, kepercayaan umat harus dibangun di atas pondasi sistem digital yang aman dan terverifikasi.
“Data warga bukan sekadar deretan angka dan nama, ini adalah amanah, cerminan kepercayaan, dan aset strategis organisasi. Maka, sistem keanggotaan digital ini dirancang dengan penuh tanggung jawab, sesuai hukum, dan menjunjung tinggi nilai-nilai organisasi,” tegas Prof. Dadang dalam sambutannya.
e-KTAM hadir untuk menjawab kebutuhan pengelolaan data anggota secara tertib, legal, dan patuh pada regulasi terbaru, khususnya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (UUPDP). Sistem ini tidak hanya memungkinkan proses verifikasi identitas berjalan lebih cepat dan efisien, tetapi juga menciptakan ruang yang transparan bagi manajemen iuran keanggotaan. Dengan memanfaatkan teknologi VIDA, e-KTAM membawa anggota Muhammadiyah ke dalam ekosistem digital yang tidak hanya canggih, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip keamanan dan kepatuhan hukum.
Prof. Dr. Muchlas, M.T., Ketua MPI PP Muhammadiyah, menyatakan bahwa transformasi ini adalah wujud nyata dari komitmen strategis Muhammadiyah dalam menjaga martabat dan perlindungan identitas anggotanya. Kolaborasi dengan VIDA dipilih bukan semata karena kecanggihan teknologinya, tetapi karena kesamaan nilai yang dijunjung tinggi: kepercayaan, etika, dan keamanan.
Lebih jauh, peran strategis LabMu sebagai unit pengembang teknologi Muhammadiyah juga menjadi bagian penting dari ekosistem ini. Asad Fatchul’ilmi, CEO Muhammadiyah Software Labs, mengungkapkan bahwa e-KTAM akan diintegrasikan penuh ke dalam MASA (Muhammadiyah ‘Aisyiyah Super App), sebuah aplikasi yang akan menjadi portal tunggal layanan digital bagi seluruh anggota. Dengan MASA, anggota Muhammadiyah dapat mengakses berbagai layanan keorganisasian, pembayaran iuran, hingga kanal komunikasi resmi dalam satu sistem yang menyatu secara digital.
Namun, digitalisasi yang dilakukan Muhammadiyah bukan hanya tentang aplikasi dan teknologi. Di balik layar, proses ini adalah wujud dari kedaulatan data dan tata kelola yang menjunjung nilai syar’i serta prinsip akuntabilitas. VIDA sebagai mitra teknologi dipercaya karena tidak hanya mampu menyediakan sistem verifikasi digital yang sah dan aman, tetapi juga turut mendampingi Muhammadiyah sebagai rekan strategis dalam membangun arsitektur ekosistem digital yang inklusif dan berdaya guna untuk umat.
Sati Rasuanto, Co-founder & President VIDA, menyampaikan bahwa kolaborasi ini adalah kehormatan besar bagi perusahaannya. Dengan misi menjadikan verifikasi identitas lebih mudah dan lebih aman, VIDA berkomitmen mendukung Muhammadiyah tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dari aspek nilai dan keberlanjutan. Menurutnya, “Membangun kepercayaan digital harus dimulai dari komunitas. Dan kerja sama dengan Muhammadiyah adalah bukti nyata bahwa teknologi bisa berpadu dengan nilai untuk membentuk masa depan yang lebih aman dan berintegritas.”
Pada kesempatan yang sama, Teguh Arifiyadi, Direktur Pengawasan Sertifikasi dan Transaksi Elektronik dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), memberikan apresiasi tinggi kepada Muhammadiyah atas inovasi ini. Dalam pandangannya, penggunaan identitas digital seperti e-KTAM merupakan langkah besar dalam mewujudkan keamanan digital nasional yang tidak hanya berbasis pada perlindungan data, tetapi juga pemberdayaan masyarakat sipil. Teguh juga mendorong agar pemanfaatan teknologi digital tidak berhenti di keanggotaan semata. Ia menyoroti potensi besar e-KTAM untuk mendukung sistem pemungutan suara digital atau i-voting, mengingat keberhasilan VIDA dalam proyek serupa bersama Ikatan Notaris Indonesia.
MoU antara Muhammadiyah dan VIDA yang ditandatangani dalam acara ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju tata kelola digital organisasi yang visioner dan berdampak luas. Dengan sistem e-KTAM, Muhammadiyah membuktikan bahwa organisasi keagamaan dapat mengambil peran utama dalam membentuk masa depan digital yang bermartabat dan terpercaya.
Transformasi ini bukan sekadar mengikuti zaman, tetapi tentang memimpin zaman. Di tengah lanskap digital yang serba cepat dan kompleks, Muhammadiyah memilih untuk tidak hanya hadir, tapi juga menjadi pionir. Dengan satu identitas digital yang sah, sistem yang aman, dan layanan yang menyatu, Muhammadiyah membangun sebuah ekosistem digital yang tidak hanya menjawab kebutuhan masa kini, tetapi juga merancang masa depan umat serta sebuah masa depan di mana kepercayaan, keamanan, dan keberdayaan digital menjadi hak setiap warga.(*/Red)