JAKARTA, KP – Tahun 2024 menjadi babak baru yang gemilang bagi PT Pertamina International Shipping (PIS). Di tengah dinamika global yang menantang, anak usaha Pertamina ini justru mencatatkan performa yang mencorong, memperkuat eksistensinya sebagai tulang punggung distribusi energi nasional dan pemain logistik maritim berkelas dunia. Tak sekadar menjaga roda distribusi energi dalam negeri, PIS menjelma menjadi representasi kejayaan industri pelayaran Indonesia di panggung global.
Keberhasilan ini bukan semata soal angka, tetapi cermin dari transformasi bisnis yang dirancang matang dan dijalankan dengan penuh komitmen. Sepanjang tahun 2024, PIS mencatatkan pendapatan sebesar US$3,48 miliar, naik 4,48% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$3,33 miliar. Namun yang paling mencolok adalah lonjakan laba bersih perusahaan yang meroket hingga 69,31% dari US$329,9 juta di 2023 menjadi US$558,60 juta di tahun berikutnya. Pencapaian ini menjadi penanda bahwa arah transformasi yang diambil perusahaan telah menapak jalur yang tepat.
Muhammad Baron, Corporate Secretary PIS, menyampaikan bahwa hasil menggembirakan tersebut bukan hanya membuktikan efisiensi dalam tata kelola, namun juga memperkuat posisi PIS sebagai perusahaan logistik maritim yang semakin diperhitungkan di kawasan Asia. Menurutnya, pertumbuhan bisnis ini tak hanya membawa angin segar bagi perusahaan, tapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan energi nasional yang menjadi agenda strategis bangsa.
Sebagai entitas yang memainkan peran vital dalam distribusi energi, PIS sepanjang 2024 sukses mengangkut sebanyak 161 miliar liter energi dalam bentuk BBM dan LPG ke seluruh pelosok Nusantara. Operasi masif ini dijalankan dengan dukungan armada berstandar internasional, yang terus diperkuat seiring meningkatnya kebutuhan nasional.
Pada tahun yang sama, PIS mencatat sejarah baru dengan memperluas armadanya hingga melampaui angka 100 kapal untuk pertama kalinya. Tambahan 10 unit kapal tanker yang terdiri dari empat Very Large Gas Carrier (VLGC) – yakni VLGC Pertamina Gas Caspia, Pertamina Gas Dahlia, Pertamina Gas Tulip, dan Pertamina Gas Bergenia – serta enam kapal tanker lainnya: PIS Jawa, PIS Kalimantan, PIS Kerinci, PIS Rinjani, PIS Rokan, dan PIS Natuna, menjadikan total armada PIS mencapai 102 kapal. Ini bukan sekadar pencapaian kuantitatif, melainkan simbol kebangkitan industri pelayaran nasional yang kini mampu berdiri sejajar dengan perusahaan global.
Penguatan kapasitas ini juga menjadi fondasi bagi target jangka panjang PIS dalam memenuhi pertumbuhan permintaan energi domestik. Seiring dengan arah pembangunan nasional yang menempatkan kemandirian energi sebagai pilar utama dalam Visi Indonesia Emas 2045, PIS memosisikan diri sebagai mitra strategis negara dalam mengamankan ketersediaan energi di seluruh wilayah tanah air.
Capaian lain yang patut disorot adalah ekspansi jalur pelayaran internasional. Bila pada 2021 PIS baru mengoperasikan 11 rute internasional, maka pada akhir 2024 jumlah tersebut melonjak drastis menjadi 65 rute lintas negara. Ini merupakan bukti konkret bahwa kapal-kapal berbendera Indonesia dan para pelautnya mampu bersaing dalam arena global, membuka pasar-pasar baru, sekaligus membawa nama harum bangsa ke samudera dunia.
Demi memperkuat jaringan internasionalnya, PIS juga membentuk struktur global melalui anak perusahaan, PIS Asia Pacific, yang kini mengoperasikan kantor cabang di tiga titik strategis dunia: Singapura, Dubai, dan London. Keberadaan kantor-kantor tersebut tidak hanya memperkuat layanan dan konektivitas operasional PIS, tapi juga terbukti mendongkrak kontribusi pasar non-captive – yaitu pasar di luar ekosistem Pertamina – dari semula hanya 4% pada 2021 menjadi 19% di 2024. Angka ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan perusahaan-perusahaan besar dunia untuk bermitra dengan PIS sebagai penyedia jasa angkutan energi yang andal dan bertaraf internasional.
Pertumbuhan yang berkesinambungan di berbagai lini ini turut memperkuat posisi PIS sebagai perusahaan logistik maritim terbesar di Asia Tenggara. Namun di balik kapal-kapal raksasa dan ekspansi global itu, ada kekuatan utama yang tak boleh dilupakan: sumber daya manusia. Hingga kini, PIS didukung oleh lebih dari 6.000 perwira maritim, termasuk pelaut-pelaut andalan negeri yang menjadi garda terdepan dalam memastikan energi sampai ke tempat tujuan dengan selamat.
Tak hanya mengandalkan jumlah, PIS juga serius membina kualitas. Melalui berbagai program pelatihan dan standardisasi, perusahaan berupaya meningkatkan kapasitas dan kompetensi pelaut Indonesia agar dapat bersaing secara profesional di perairan internasional. Investasi pada manusia menjadi bagian integral dari visi PIS dalam membangun industri maritim nasional yang berkelanjutan dan unggul.
Baron menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian yang telah diraih. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan sekadar soal laba dan jumlah kapal, melainkan bukti nyata bahwa transformasi bisnis yang dijalankan secara konsisten telah membawa dampak positif tidak hanya bagi perusahaan, tapi juga bagi sektor maritim nasional secara keseluruhan. “PIS akan terus berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan sektor industri dalam negeri dan ikut menggerakkan perekonomian Indonesia melalui penyediaan layanan logistik energi yang andal dan berkelanjutan,” ujarnya.
Apa yang ditorehkan PIS di tahun 2024 menjadi refleksi dari semangat kebangkitan industri maritim Indonesia yang modern, profesional, dan tangguh. Dengan armada yang terus tumbuh, SDM yang terus diasah, dan jaringan global yang semakin luas, PIS tidak hanya membawa energi ke pelosok negeri, tapi juga membawa harapan bahwa Indonesia bisa menjadi kekuatan maritim dunia yang sejati.(*/Red)