RIAU, KP - Desa Wisata Dayun di Kabupaten Siak, Riau, menjadi saksi semangat perubahan yang berpadu dengan pelestarian budaya. Melalui program "Genera-Z Berbakti", sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menghadirkan inisiatif yang menjembatani nilai-nilai budaya Melayu dengan kecakapan digital generasi muda.
Program ini dirancang tidak hanya sebagai upaya pelestarian, tetapi juga sebagai langkah konkret untuk menggerakkan perekonomian lokal melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pelatihan digital marketing dan storytelling budaya menjadi dua pilar utama dalam program yang digagas oleh tim UGM tersebut. Melalui pelatihan ini, para pelaku wisata dan warga lokal dibekali kemampuan untuk mengemas keunikan budaya Dayun dalam format yang relevan dengan era digital, seperti konten media sosial dan platform pariwisata daring.
Harapannya, warisan budaya tidak hanya tetap hidup di tengah masyarakat, tetapi juga dikenal lebih luas oleh publik nasional bahkan internasional.
Untuk memperkuat narasi budaya yang dibangun, tim juga berencana menyelenggarakan sebuah festival budaya di Desa Dayun, yang akan menjadi panggung bagi seni, tradisi, dan cerita rakyat Melayu yang autentik.
Langkah ini merupakan bagian dari kontribusi berkelanjutan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui payung program Bakti BCA. Selain mendukung program Genera-Z Berbakti, BCA terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di berbagai desa binaan di Indonesia.
Dalam setiap inisiatifnya, BCA berpegang pada keyakinan bahwa individu yang diberdayakan memiliki potensi besar untuk turut menggerakkan komunitas dan menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya. Semangat inilah yang melandasi lahirnya berbagai subprogram seperti Bakti Pendidikan, Bakti Kesehatan, Bakti Budaya, Desa Bakti BCA, dan Bakti Lingkungan.
Kolaborasi antara generasi muda, masyarakat desa, dan dunia perbankan ini menjadi contoh nyata bahwa pelestarian budaya dan kemajuan teknologi tidak harus berjalan sendiri-sendiri.
Justru, keduanya bisa berpadu menciptakan koneksi baru, membuka peluang ekonomi, dan membangun masa depan yang lebih lestari bagi desa-desa di Indonesia. Dayun hari ini bukan sekadar desa wisata ia menjadi simbol transformasi dari kearifan lokal menuju daya saing global.(*/Red)