PONTIANAK, KP – Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti aula Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Falah, Jalan Berdikari, Gg Darul Falah Paal 6 Pontianak, saat sekelompok mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Karya Ilmiah (PKM-KI), Kamis (22/6/2025).
Kegiatan ini mengusung tema “Pelatihan Public Speaking Islami untuk Meningkatkan Karakter Siswa sebagai Generasi Tangguh dan Berakhlak.” Tujuannya tak sekadar melatih keterampilan berbicara di depan umum, melainkan juga menanamkan nilai-nilai Islami dalam setiap aspek komunikasi. Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini menjadi wadah bagi siswa untuk tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, santun, dan siap menjadi agen perubahan di lingkungannya.
Tim pengabdian terdiri dari lima mahasiswa: Faisal Al-Banjari, Novita Sari, Hajizah Indah Santoso, Irda Andini, dan Rijal Habib Muhammad. Mereka didampingi oleh dosen pembimbing Dr. Wahab, M.Ag. Kehadiran para guru MI Darul Falah, Hasan Mustofa, S.Mat dan Wasiyah, S.Pd, serta partisipasi 42 siswa semakin menghidupkan kegiatan tersebut.
Dalam sambutan pembuka mewakili kepala sekolah, Hasan Mustofa menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Menurutnya, kegiatan tersebut selaras dengan upaya sekolah dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan berbudi pekerti luhur. Ia menekankan pentingnya pelatihan yang menyentuh aspek spiritual, moral, dan sosial siswa.
Pelatihan ini dibagi dalam dua sesi utama. Sesi pertama dibawakan oleh Faisal Al-Banjari, S.Sos, yang memaparkan konsep dasar public speaking Islami. Ia menjelaskan bahwa berbicara di depan umum bukan sekadar kemampuan teknis, namun juga mencerminkan niat dan tanggung jawab moral. Ia mencontohkan bagaimana Rasulullah SAW berdakwah dengan lemah lembut, penuh hikmah, dan adab yang tinggi. Para peserta diajak memahami bahwa setiap kata yang diucapkan hendaknya mengandung nilai kebaikan dan bertujuan untuk memberi manfaat.
Sesi kedua disampaikan oleh Hajizah Indah Santoso. Ia memfokuskan materi pada pembentukan akhlak seorang pembicara Islami yang baik. Menurutnya, setidaknya ada lima karakter utama yang perlu dimiliki: percaya diri, sopan dan ramah, kejujuran, keberanian, serta kesantunan. Kelima poin ini menjadi bekal utama bagi siapa pun yang ingin tampil sebagai pembicara yang berpengaruh dan bermartabat.
Menariknya, pelatihan ini tidak hanya teoritis. Di akhir sesi, tiga siswa diberi kesempatan tampil langsung di depan peserta lainnya. Mereka memperkenalkan diri dan membagikan cerita mengenai kegiatan positif yang mereka lakukan sehari-hari. Latihan ini mendapat sambutan hangat dari peserta lain, yang memberikan dukungan dan semangat. Para narasumber serta guru pun memberikan apresiasi dan masukan positif, menciptakan suasana yang membangun kepercayaan diri siswa.
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa masih banyak siswa yang sebenarnya memiliki potensi besar, namun belum cukup percaya diri untuk menampilkannya. Rasa malu dan takut sering kali menjadi penghalang utama, meskipun mereka memiliki ide dan pemahaman yang baik. Melalui pelatihan ini, mahasiswa Pascasarjana IAIN Pontianak berusaha membuka ruang bagi para siswa untuk berkembang secara utuh—bukan hanya secara intelektual, tetapi juga spiritual dan sosial.
Sebagai sebuah langkah nyata dari sinergi antara dunia akademik dan masyarakat, PKM-KI ini diharapkan bisa terus berlanjut. Lebih dari sekadar pengabdian, kegiatan ini menjadi bagian dari proses pendidikan karakter yang berkelanjutan. Pendidikan agama tak lagi dipandang sebagai rutinitas formal, melainkan sebagai jalan dalam membentuk jati diri dan mengembangkan akhlak mulia dalam kehidupan nyata.
Diharapkan, kegiatan seperti ini bisa terus ditumbuhkan dan diperluas cakupannya, agar lembaga-lembaga pendidikan Islam mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas dan kritis, tetapi juga tangguh, berakhlak mulia, dan siap membawa perubahan positif dalam masyarakat.(*/Red)