| Dankodaeral XII Pontianak, Laksamana Muda (Laksda) TNI Sawa |
Komitmen kuat itu disampaikan langsung oleh Dankodaeral XII Pontianak, Laksamana Muda (Laksda) TNI Sawa, usai pembukaan acara di Taman Alun Kapuas, Sabtu (8/11/2025). Ia menegaskan bahwa Kodaeral XII tidak hanya hadir sebagai pendukung moral, tetapi juga turut mengamankan seluruh jalannya kegiatan, baik di darat maupun di perairan.
“Event dragon boat ini kami support penuh mulai dari tim pengamanan, baik pengamanan di laut maupun di darat semuanya kami libatkan. Ini begitu cintanya kami,” ujar Laksda TNI Sawa dengan penuh semangat.
Tahun ini, PDBR 2025 membawa sesuatu yang berbeda. Laksda TNI Sawa menyebutkan adanya hadiah istimewa berupa tropi berbentuk peluru, sebuah simbol dukungan dan semangat baru dari pihak Kodaeral XII Pontianak. Desain unik tropi tersebut menjadi penanda identitas baru yang diharapkan dapat menambah daya tarik bagi peserta dan masyarakat luas.
“Ini merupakan hal istimewa, menjadi wajah baru agar lebih dikenal masyarakat. Ada hadiah istimewa berupa piala semacam peluru dengan motif yang berbeda dari tropi biasa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Laksda TNI Sawa menjelaskan bahwa pemilihan bentuk peluru bukan tanpa alasan. Simbol tersebut menggambarkan keteguhan, ketepatan, dan semangat juang, nilai-nilai yang sejalan dengan karakter para atlet dayung yang berlomba di arus deras Sungai Kapuas.
Ia berharap inovasi ini dapat menumbuhkan motivasi baru bagi atlet-atlet Kalimantan Barat untuk terus berprestasi dan membawa nama daerah ke tingkat nasional bahkan internasional.
Selain menjadi ajang olahraga, PDBR 2025 juga diharapkan menjadi sarana untuk mendorong pariwisata berbasis sungai di Pontianak. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Kodaeral XII, kegiatan ini bukan hanya mempererat kebersamaan, tetapi juga memperkuat citra Sungai Kapuas sebagai ikon kebanggaan dan sumber kehidupan masyarakat Kota Pontianak.
Gelombang semangat, dentuman genderang, dan kibasan dayung di Sungai Kapuas tahun ini tak sekadar menandai kompetisi, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi dan cinta terhadap kota yang dikenal dengan julukan Kota Khatulistiwa tersebut.(*/Red)

