JAKARTA, KP - Transformasi sektor logistik nasional kembali menjadi sorotan dalam ALFI Convex 2025, di mana Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa percepatan di sektor ini merupakan kunci untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dalam pembukaan acara tahunan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia tersebut, AHY menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang inklusif hanya dapat dicapai jika konektivitas nasional diperkuat melalui modernisasi dan efisiensi rantai pasok.
Menurut AHY, tema besar “transforming logistics, transforming Indonesia” sangat relevan dengan arah pembangunan nasional saat ini. Ia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata membutuhkan sinergi semua pemangku kepentingan. Kolaborasi lintas sektor disebutnya sebagai fondasi penting agar tidak ada wilayah maupun kelompok masyarakat yang tertinggal dalam proses pembangunan. AHY mengingatkan bahwa dua dekade menuju Indonesia Emas adalah waktu yang sangat singkat, sehingga kerja keras, inovasi, dan percepatan di seluruh sektor mutlak diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8% dan meningkatkan pendapatan per kapita agar setara negara maju.
Sejalan dengan semangat transformasi yang disampaikan pemerintah, Pertamina Group menunjukkan aksi nyata dalam memperkuat sektor logistik maritim nasional. Melalui PT Pertamina International Shipping (PIS), perusahaan memperluas peran strategisnya dalam distribusi energi dengan mengoperasikan 108 kapal milik yang melayani rute domestik maupun internasional. Modernisasi armada serta peningkatan standar operasional dilakukan untuk mendorong efisiensi dan keandalan distribusi energi sekaligus meningkatkan daya saing industri pelayaran Indonesia di pasar global.
Direktur Utama PIS, Surya Tri Harto, menjelaskan bahwa peningkatan kapabilitas armada menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan energi nasional. PIS saat ini menangani lebih dari 90 rute domestik dan 65 rute internasional, dengan volume angkut mencapai 127,35 juta KL hingga kuartal III/2025. Capaian ini tidak lepas dari rangkaian inisiatif strategis, mulai dari pengembangan kapal dan terminal, digitalisasi operasional, hingga perluasan pasar non-captive yang didukung ekspansi rute internasional melalui tiga kantor strategis di luar negeri.
Selain menambah kapasitas dan jangkauan, PIS juga fokus memperkuat aspek keselamatan dan standar operasional. Tahun ini, 84 kapal milik perusahaan telah memenuhi standar inspeksi internasional SIRE (Ship Inspection Report Programme), yang menjadi indikator penting dalam memastikan keselamatan kapal tanker. Penerapan Tanker Management and Self Assessment (TMSA) yang dirumuskan OCIMF juga memastikan operasional PIS memenuhi standar HSSE yang digunakan di terminal-terminal kelas dunia.
Surya menegaskan bahwa transformasi yang dilakukan PIS merupakan komitmen sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistics Pertamina Group untuk memperkuat keandalan operasional distribusi energi nasional sekaligus meningkatkan daya saing armada Indonesia di kancah global. Langkah-langkah strategis ini menjadi bagian integral dari kontribusi Pertamina terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memperkuat fondasi menuju Indonesia Emas 2045.(*Red)

.jpeg)
