Astra Jaga Kinerja Solid di Tengah Penurunan Harga Komoditas, Laba Bersih Tembus Rp24,5 Triliun



JAKARTA, KP - Di tengah tantangan fluktuasi harga batu bara dan pelemahan pasar otomotif nasional, Grup Astra tetap menunjukkan kinerja yang solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi hingga 30 September 2025, Astra membukukan pendapatan bersih sebesar Rp243,6 triliun, hanya turun tipis satu persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp246,3 triliun.

Laba bersih Grup, sebelum penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, tercatat sebesar Rp24,7 triliun atau turun enam persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, setelah memperhitungkan penyesuaian nilai wajar, laba bersih Grup mencapai Rp24,5 triliun, turun lima persen dari Rp25,9 triliun pada periode yang sama tahun 2024.

Presiden Direktur Astra dalam laporannya menyebutkan bahwa penurunan laba terutama disebabkan oleh menurunnya kontribusi dari bisnis jasa penambangan dan pertambangan batu bara. Meski demikian, kinerja tersebut berhasil diimbangi oleh peningkatan dari bisnis pertambangan emas, jasa keuangan, agribisnis, serta infrastruktur, sementara sektor otomotif secara keseluruhan masih menunjukkan stabilitas.

Nilai aset bersih per saham meningkat enam persen menjadi Rp5.609 pada akhir September 2025, mencerminkan fundamental keuangan yang tetap kuat. Kas bersih, tidak termasuk anak usaha di sektor jasa keuangan, juga meningkat signifikan menjadi Rp13,4 triliun dari Rp8,0 triliun pada akhir 2024. Sementara itu, utang bersih anak perusahaan di sektor jasa keuangan naik dari Rp60,2 triliun menjadi Rp64,6 triliun.

Dari sisi kontribusi per divisi, sektor otomotif dan mobilitas mencatat laba bersih sebesar Rp8,8 triliun atau naik satu persen dibandingkan tahun lalu. Peningkatan tersebut ditopang oleh bisnis sepeda motor dan komponen, meskipun penjualan mobil nasional turun 11 persen menjadi 562.000 unit akibat melemahnya daya beli di segmen entry-level. Pangsa pasar Astra menurun dari 56 persen menjadi 53 persen, terutama karena penurunan kinerja Daihatsu, sementara Toyota masih bertahan kuat.

Bisnis sepeda motor relatif stabil, dengan penjualan nasional menurun kurang dari satu persen menjadi 4,8 juta unit dan pangsa pasar Astra Honda Motor tetap kokoh di 77 persen. Kontribusi dari bisnis komponen otomotif melalui PT Astra Otoparts Tbk juga meningkat 15 persen menjadi Rp1,3 triliun, berkat peningkatan kinerja di seluruh segmen.

Sektor jasa keuangan mencatat pertumbuhan laba bersih delapan persen menjadi Rp6,7 triliun, didorong oleh peningkatan pembiayaan konsumen dan kinerja perusahaan asuransi. Nilai pembiayaan baru mencapai Rp85,6 triliun atau naik lima persen, dengan pertumbuhan kuat pada segmen pembiayaan multiguna. Perusahaan asuransi umum PT Asuransi Astra Buana juga melaporkan kenaikan laba bersih tujuh persen menjadi Rp1,2 triliun, sementara PT Federal International Finance mencatat laba Rp3,5 triliun, naik lima persen.

Sementara itu, kinerja sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi mengalami penurunan laba 26 persen menjadi Rp7,0 triliun. Meski penjualan alat berat Komatsu meningkat 10 persen menjadi 3.700 unit, penurunan harga batu bara serta berkurangnya volume pengupasan lapisan tanah berdampak signifikan terhadap profitabilitas. Namun, bisnis pertambangan emas memberikan dukungan positif dengan peningkatan penjualan delapan persen menjadi 178.000 ons, di tengah kenaikan harga emas sebesar 37 persen.

Di sisi lain, divisi agribisnis melalui PT Astra Agro Lestari Tbk berhasil mencatat lonjakan laba bersih sebesar 34 persen menjadi Rp853 miliar, seiring dengan kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO) sebesar 14 persen menjadi Rp14.277 per kilogram dan peningkatan volume penjualan sebesar 14 persen menjadi 1,4 juta ton.

Divisi infrastruktur juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan laba bersih 28 persen menjadi Rp935 miliar, didukung oleh peningkatan tarif jalan tol dan volume lalu lintas di jaringan jalan tol Trans-Jawa dan lingkar luar Jakarta yang mencapai 396 kilometer. Di bidang teknologi informasi, PT Astra Graphia Tbk mencatat kenaikan laba bersih 20 persen menjadi Rp139 miliar, berkat meningkatnya pendapatan solusi teknologi dan efisiensi marjin usaha.

Sektor properti juga mencatat pertumbuhan tipis satu persen menjadi Rp164 miliar, ditopang oleh akuisisi aset gudang industri yang baru, meskipun kinerja bisnis residensial sedikit melambat.

Dari sisi aksi korporasi, Astra terus memperluas diversifikasi bisnisnya. Pada September 2025, Grup meningkatkan kepemilikan di PT Medikaloka Hermina Tbk menjadi 20,2 persen, memperkuat kehadirannya di sektor layanan kesehatan bersama Halodoc dan Rumah Sakit Heartology dengan total investasi mencapai Rp8,6 triliun. Selain itu, Astra menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi 100 persen saham PT Arafura Surya Alam, perusahaan tambang emas di Sulawesi Utara senilai USD540 juta, dan menyelesaikan akuisisi 83,7 persen saham PT Mega Manunggal Property Tbk, pengembang properti industri dan logistik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Sebagai langkah menjaga kepercayaan investor, Astra mengumumkan program pembelian kembali saham (share buyback) senilai maksimum Rp2 triliun yang akan berlangsung dari 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026. Langkah serupa juga dilakukan oleh anak usahanya, PT United Tractors Tbk, dengan nilai maksimal yang sama mulai 31 Oktober 2025. Program ini mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek jangka panjang perusahaan serta komitmen menjaga stabilitas pasar modal di tengah volatilitas global.

Manajemen Astra optimistis prospek kinerja hingga akhir 2025 masih akan sejalan dengan tren yang ada. Meskipun tekanan harga komoditas, khususnya batu bara, masih membayangi, kontribusi kuat dari sektor lain dinilai mampu menjaga ketahanan kinerja Grup. Dengan fundamental keuangan yang solid dan neraca yang kuat, Astra berkomitmen menjaga disiplin finansial, memperkuat efisiensi operasional, serta terus menangkap peluang pertumbuhan yang berkelanjutan demi menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham.(*/Red)

Kapuas Post

Kapuas Post merupakan media lokal Kalimantan Barat yang mencoba eksis kembali menjadi media online

Lebih baru Lebih lama

ads

Pasang Iklan Kapuas Post

ads

نموذج الاتصال