Post Top Ad

Kombis

Teknologi

Post Top Ad

KeuanganKombisKredivo

Kredivo Dorong Literasi Keuangan, PayLater Jadi Instrumen Pemberdayaan

JAKARTA, KP – Akses keuangan digital di Indonesia terus meningkat pesat. Data terbaru menunjukkan indeks inklusi keuangan nasional telah mencapai 80,51%. Namun di sisi lain, tingkat literasi keuangan masih tertahan di angka 66,45%. Kesenjangan ini membuat semakin luasnya akses belum sepenuhnya diikuti dengan pemahaman yang memadai, sehingga manfaat layanan keuangan digital belum optimal dirasakan masyarakat.

PayLater, misalnya, mampu menjadi penopang arus kas, sarana membangun riwayat kredit, dan pintu masuk bagi masyarakat menuju akses pembiayaan yang lebih luas. Namun tanpa literasi yang cukup, layanan ini juga berpotensi menjadi beban baru. Inilah yang disadari Kredivo sebagai pionir layanan PayLater di Indonesia. Perusahaan menegaskan komitmennya untuk tidak hanya membuka akses, tetapi juga memperkuat literasi keuangan penggunanya.

“Pertumbuhan inklusi keuangan hanya akan berdampak nyata bila diiringi peningkatan literasi. Literasi kini bukan sekadar tambahan, melainkan kunci keberlanjutan ekosistem. Kredivo berkomitmen memperkuat pemahaman pengguna agar layanan keuangan digital benar-benar bisa memberdayakan,” ujar Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (17/9).

Hingga saat ini, Kredivo telah menjadi pintu akses kredit pertama bagi 68% penggunanya. Capaian tersebut menunjukkan kontribusi nyata dalam memperluas inklusi, namun Kredivo menilai akses saja tidak cukup. Melalui berbagai inisiatif edukasi, perusahaan menghadirkan program Kredipal Memberi Inspirasi (Kredinspirasi) yang menghimpun lebih dari 3.000 kisah nyata pengguna. Cerita-cerita ini memperlihatkan bagaimana literasi mampu membedakan antara penggunaan layanan yang berisiko dan penggunaan yang justru memberdayakan.

Berbagai kisah yang tercatat di Kredinspirasi mengungkap transformasi nyata. Ada pengajar honorer yang bisa menghadirkan akses pendidikan bagi anak-anak di daerahnya, ibu rumah tangga yang berani memulai usaha, pekerja muda yang berhasil merintis bisnis sendiri, hingga orang tua yang mampu mendukung mimpi anaknya menjadi atlet sepak bola. Semua ini menjadi bukti bahwa literasi menjadikan layanan keuangan digital lebih dari sekadar alat transaksi, melainkan instrumen yang menopang ketahanan finansial sekaligus membuka peluang ekonomi baru.

Selain Kredinspirasi, Kredivo juga meluncurkan program literasi lainnya seperti KrediCast di YouTube dan Generasi Djempolan, yang telah mengedukasi lebih dari 2.500 mahasiswa, UMKM, dan komunitas di 21 kota. Pada Mei 2025 lalu, program ini bahkan hadir di Kupang dalam rangka pembukaan Bulan Literasi Keuangan (BLK) bersama OJK. Upaya ini diperkuat pula dengan kampanye digital #AutoMikir dan #AndaiAndaPandai yang menjangkau lebih dari 16 juta masyarakat.

Rangkaian inisiatif ini tidak hanya sejalan dengan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) dari OJK, tetapi juga mencerminkan prinsip responsible lending yang diusung Kredivo. Dengan begitu, layanan keuangan digital bisa tetap mudah diakses, namun tetap digunakan secara bijak demi mendorong ekosistem yang inklusif, sehat, dan berkelanjutan.(*/Red)

Baca Juga

Post Top Ad