PONTIANAK, KP - Upaya memperkuat peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam mendongkrak perekonomian daerah terus dilakukan melalui kolaborasi strategis antar lembaga. Kali ini, Bank Kalimantan Barat (Bank Kalbar) bersama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalimantan Barat menggelar kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap pelaksanaan KUR di wilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Lantai 5 Kantor Pusat Bank Kalbar, pada Selasa (1/7).
Acara yang dibuka oleh Kepala Divisi Kredit Bank Kalbar, Nur Fahruzi, dan Kepala Seksi PPA II A Kanwil DJPb Kalbar, Gunawan Setiono, menjadi wadah penting dalam menyelaraskan persepsi dan menyatukan langkah antara lembaga keuangan dan pemerintah. Dalam sambutannya, Nur Fahruzi menegaskan bahwa keberhasilan program KUR sangat bergantung pada sinergi yang kuat antar pemangku kepentingan. Menurutnya, kegiatan ini adalah bentuk komitmen nyata dalam memastikan bahwa dana yang digelontorkan lewat KUR benar-benar menjangkau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang membutuhkan.
“Setiap rupiah yang disalurkan harus memberikan manfaat nyata dan mampu mendorong pertumbuhan usaha rakyat. Di sinilah pentingnya evaluasi secara berkala untuk mengukur dampaknya sekaligus mengantisipasi berbagai kendala di lapangan,” ujar Nur Fahruzi.
Senada dengan itu, Gunawan Setiono dari DJPb Kalbar menuturkan bahwa kegiatan Monev tidak hanya menilai sisi administratif atau kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga menjadi instrumen untuk melihat efektivitas dukungan pemerintah terhadap pengembangan UMKM. Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan yang duduk dalam Komite Kebijakan Pembiayaan UMKM, DJPb berperan aktif dalam memastikan program ini berjalan sesuai amanat dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan monitoring dilakukan secara langsung kepada sejumlah pelaku UMKM penerima KUR dari berbagai sektor usaha. Mulai dari perdagangan ikan arwana, budidaya ikan air tawar, pertanian, peternakan, hingga usaha perkebunan kelapa sawit. Ragam sektor ini menggambarkan luasnya cakupan dan potensi ekonomi lokal yang mampu dikembangkan lebih jauh dengan dukungan pembiayaan yang tepat sasaran.
Bank Kalbar sebagai salah satu lembaga penyalur KUR di Kalimantan Barat menunjukkan capaian yang signifikan. Per 31 Mei 2025, realisasi penyaluran KUR telah mencapai angka Rp 2,73 triliun, tersebar kepada 21.226 debitur. Dari jumlah tersebut, sebagian besar berasal dari segmen KUR Mikro dan KUR Kecil, mencerminkan fokus Bank Kalbar pada pelaku usaha di akar rumput.
Tak hanya itu, kegiatan Monev ini juga merupakan bagian dari tindak lanjut atas amanat Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 500.2.4/5743/SJ yang menekankan pentingnya keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam percepatan penyaluran KUR. Optimalisasi Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) juga menjadi perhatian dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas proses pembiayaan.
Dengan pelaksanaan Monev yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, diharapkan program KUR tidak hanya menjadi instrumen keuangan, tetapi juga alat strategis dalam mendorong inklusi keuangan, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat. Kolaborasi seperti ini menjadi pondasi penting dalam menciptakan sistem pembiayaan yang sehat dan berdaya dorong tinggi bagi sektor UMKM.(*/Red)