Post Top Ad

Kombis

Teknologi

Post Top Ad

DoctorShareKombisNasionalPIS

Kapal Penjaga Harapan, Kolaborasi PIS dan doctorSHARE Layani Kesehatan Warga Pelosok Papua

WAIGEO, KP — Di tengah terpaan ombak dan luasnya bentangan laut Papua Barat Daya, sebuah kapal bersandar di pesisir Waigeo Utara. Namun bukan kapal biasa, melainkan Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II yang kini menjadi tumpuan harapan ribuan masyarakat di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Selama 60 hari sejak 10 Juni 2025, kapal ini menjalankan misi mulia: menghadirkan layanan kesehatan gratis bagi warga dari tujuh distrik di kawasan tersebut.

Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Pertamina International Shipping (PIS) dan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE), yang kembali bergandengan tangan dalam misi kemanusiaan setelah sukses menggelar program serupa di Seget, Sorong pada 2023. Sinergi keduanya berangkat dari kesamaan visi, yaitu memanfaatkan jalur laut untuk menyampaikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama mereka yang kerap terpinggirkan dari akses dasar seperti layanan medis.

Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron, menuturkan bahwa program ini adalah wujud komitmen sosial perusahaan yang dijalankan melalui inisiatif “BerSEAnergi untuk Laut”. Dalam program ini, PIS tak hanya berfokus pada pengangkutan energi, tetapi juga menjadikan kapal sebagai jembatan pelayanan publik yang menjangkau mereka yang jauh dari fasilitas darat. Menurutnya, rumah sakit terapung ini menjadi simbol bahwa laut bukanlah penghalang, melainkan jalan bagi kehadiran negara di tengah masyarakat.

Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II sendiri merupakan kapal dengan fasilitas medis lengkap, mencakup ruang operasi mayor, ruang bersalin, IGD, laboratorium, dan ruang rawat inap. Selama kurang dari satu bulan beroperasi di Waigeo, kapal ini telah membantu lebih dari 1.300 pasien, termasuk dua ibu hamil yang menjalani operasi sesar darurat dan berhasil diselamatkan bersama bayinya.

Ketua Yayasan Dokter Peduli, Tutuk Utomo, menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan dan dukungan berkelanjutan dari PIS. Ia menekankan bahwa kehadiran Nusa Waluya II bukan hanya menyediakan fasilitas medis, tetapi menciptakan perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat. Dengan luas sekitar 900 meter persegi, kapal ini dilengkapi 21 tempat tidur rawat inap, dua ruang operasi besar, ruang bersalin, sembilan klinik spesialis dan umum, serta fasilitas radiologi, laboratorium, dan bank darah. Di dalamnya, sebanyak 35 tenaga medis bekerja penuh waktu, terdiri dari dokter umum, spesialis anak, penyakit dalam, obgyn, bedah, serta perawat dan bidan.

Menurut Tutuk, salah satu momen paling menyentuh selama pelayaran di Waigeo adalah ketika tim berhasil menangani operasi sesar darurat dengan kondisi janin terlilit tali pusat. Jika tak ditangani segera, nyawa ibu dan bayi sangat mungkin tak tertolong. Kisah ini menjadi bukti nyata pentingnya layanan kesehatan yang merata, hingga ke pelosok negeri.

Lebih jauh, inisiatif Rumah Sakit Kapal ini menjadi bagian dari implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dijalankan PIS, khususnya pada aspek sosial. Program ini juga mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDG 3 tentang kesehatan yang baik, SDG 10 untuk mengurangi kesenjangan, SDG 14 mengenai ekosistem laut, serta SDG 17 tentang kemitraan.

Dengan kapal sebagai wahana dan kolaborasi sebagai kekuatan, program ini menjadi bukti bahwa pengabdian tidak mengenal batas geografis. Bagi warga Waigeo dan ribuan lainnya yang akan disambangi, Rumah Sakit Kapal bukan sekadar fasilitas medis, tetapi cahaya harapan yang datang dari laut.(*/Red) 

Baca Juga

Post Top Ad