PONTIANAK, KP - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat merilis sejumlah indikator strategis yang menggambarkan dinamika sosial ekonomi di wilayah tersebut. Data terbaru yang diumumkan mencakup perkembangan inflasi, daya beli petani, perdagangan luar negeri, sektor pariwisata, hingga transportasi sepanjang Mei hingga Juni 2025.
Dari sisi inflasi, Provinsi Kalimantan Barat mengalami inflasi tahunan (year-on-year) sebesar 1,2 persen pada Juni 2025. Kenaikan harga secara umum ini masih tergolong moderat. Kabupaten Ketapang tercatat sebagai wilayah dengan tingkat inflasi tertinggi di provinsi ini, yakni sebesar 1,63 persen.
Namun, kondisi berbeda terjadi pada sektor pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan sebesar 0,64 persen menjadi 167,54 poin jika dibandingkan dengan Mei 2025. Angka ini menunjukkan bahwa kesejahteraan petani relatif menurun, terutama karena harga yang diterima petani tidak naik sebanding dengan pengeluaran rumah tangga mereka. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga menunjukkan penurunan serupa, yakni menjadi 171,86 poin.
Di sektor perdagangan luar negeri, kinerja ekspor Kalimantan Barat menunjukkan tren positif. Pada Mei 2025, nilai ekspor tercatat sebesar US$163,14 juta atau naik 3,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, nilai impor juga meningkat cukup signifikan sebesar 41,22 persen, mencapai US$40,53 juta. Meskipun demikian, neraca perdagangan masih mencatat surplus sebesar US$122,61 juta, meskipun angkanya menurun 4,56 persen dibandingkan dengan April 2025.
Pariwisata juga menunjukkan geliat positif. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kalimantan Barat pada Mei 2025 mencapai 50,43 persen. Angka ini meningkat 5,89 persen dibandingkan April, menandakan tumbuhnya minat wisatawan dalam dan luar daerah untuk berkunjung ke Kalbar.
Sebaliknya, sektor transportasi mengalami penurunan cukup tajam. Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang datang ke Kalimantan Barat pada Mei 2025 tercatat sebanyak 98.182 orang, turun 22,42 persen dibandingkan April. Sementara penumpang angkutan laut domestik yang datang hanya mencapai 8.808 orang, turun drastis sebesar 48,62 persen.
Secara keseluruhan, data yang dirilis BPS Kalbar menggambarkan kondisi ekonomi yang cukup beragam. Sementara sektor perdagangan luar negeri dan pariwisata menunjukkan sinyal positif, sektor pertanian dan transportasi masih menghadapi tantangan. Data ini diharapkan menjadi acuan penting bagi para pemangku kebijakan dalam merumuskan langkah strategis ke depan untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Kalimantan Barat.(*/Red)