SINGKAWANG, KP - Hari itu, hari ke 15 perayaan imlek 2576 bertepatan dengan 12 Februari 2025 masehi. Hari masih pagi sekitar pukul 5.30 waktu Indonesia barat tapi masyarakat dari segala penjuru kota Singkawang sudah berbondong-bondong menuju pusat kota Singkawang.Satu tujuan mereka memenuhi jalan- jalan untuk menyaksikan atraksi tarian replika naga dan tatung, yang hari itu akan turun ke jalan.
![]() |
MELIUK: Pemain replika naga dengan lincah meliuk-liukan tongkatnya seakan menari mengikuti irama tetabuhan gendang sepanjang jalan di Kota Singkawang |
Suara tetabuhan gendang terus bertalu-talu sepanjang jalan kota Singkawang mulai dari Jalan Firdaus memasuki Jalan P.Diponegoro. Tetabuhan gendang yang ditabuh pemain tak pernah berhenti mengiringi liukan replika naga yang dibawa lincah pemain profesional.
Sembilan replika naga yang menari memukau penonton ini berasal dari group Santo Yosef Singkawang. Group dibawah asuhan Bong Sin Fo ini sudah berlatih sejak lama. Bong Sin Fo merupakan pelatih dan ketua grup Santo Yosef.
"Kami punya jadwal rutin latihan, yang dilatih dengan tekun oleh pemilik grup ini Bong Sin Fo," ungkap Anto salah satu pemain replika naga Santo Yosef grup menjawab pertanyaan sesaat sebelum perarakan cap go meh di mulai, 12 Februari 2025 lalu di Singkawang. Menjelang Cap Go Meh bahkan kami berlatih hampir tiap hari, untuk melatih fisik dan mental agar tetap kuat dan lincah selama bermain, katanya.
Hal yang sama dikatakan Sukartiyo yang juga pemain replika naga.Dia sengaja datang dari Jakarta untuk ikut bermain replika naga di perayaan cap go meh di Singkawang tahun ini. Pemain replika naga grup Santo Yosef untuk satu replika sebanyak 30 pemain, termasuk pembawa gendang, pembawa bendera dan pemegang tongkat. Total ada 400 peserta yang terlibat untuk membawa sembilan replika naga.
Sembilan replika naga itu berwarna kuning,abu-abu,hijau,biru merah, putih,toska,emas dan pink.Panjang replika naga antara 37 sampai 38 meter. Biaya satu replika naga ini berkisar antara 30 sampai 60 juta rupiah tergantung panjang naga. Tak hanya pemain laki-laki tetapi ada juga pemain perempuan yang membawa replika naga berwarna pink.
Tak mau kalah dengan pemain laki-laki pemain perempuan inipun bergerak lincah meliuk-liukan replika naga. Satu tujuan dari perarakan ini adalah vihara Tri Dharma Bumi Raya, Kota Singkawang yang berada di pusat kota. Sampai disana ke sembilan naga ini melakukan ritual di depan vihara.
Usai perarakan yang menandakan hari ke 15 imlek, sore harinya replika sembilan naga tersebut dibakar untuk dikembalikan ke kayangan tempat para dewa bersemayam. Pembakaran replika naga dilakukan di pekong Sanggau Kulor, Singkawang Timur. Sesungguhnya sebelum replika-replika naga itu turun ke jalan ada satu ritual yang wajib dilakukan yaitu ritual buka mata yang dilakukan dua hari sebelum perarakan atau pada hari ke 13 imlek.
Buka mata replika naga dilakukan di vihara besar Tri Dharma Bumi Raya Singkawang. Ritual buka mata ini untuk keamanan, kenyamanan,harmonisasi kota dengan mengundang roh suci dari langit.Ritual ini biasanya dilanjutkan dengan ritual bersih kota.
Selain ritual bersih kota agar jauh dari hal- hal buruk ada juga malam harinya ritual Ket Sam Thoi untuk kaisar langit dan bumi. Ket Sam Thoi Untuk Kaisar Langit dan Bumi Ritual ini bagi warga Hakka memiliki makna yang lebih sakral.
![]() |
PEREMPUAN: Kaum perempuan dengan replika naga berwarna pink tidak mau kalah ikut dalam perarakan naga pada perayaan cap go meh 2576 di Kota Singkawang. |
Ritual digelar pada malam jelang Cap Go Meh. Ritual "Ket sam thoi" bertujuan sebagai rasa syukur kepada Kaisar Langit dan Bumi dan para dewa yang telah memberikan perlindungan kepada semesta dan seisinya.
Umat kong hu cu membakar dupa menunduk dan bersujud ke altar di vihara. Dimana altar biasanya terdiri tiga tingkat dengan berisikan aneka bahan ritual.
Pada altar tingkat tertinggi merupakan persembahan kepada dewa Langit dan Bumi. Sebelum prosesi ritual dimulai, umumnya dilakukan persiapan seperti membersihkan altar, menyiapkan persembahan, dan mempersiapkan diri secara spiritual.
Dilanjutkan dengan pembacaan doa selama ritual, pembacaan doa dan mantra dilakukan untuk memohon berkat dan perlindungan dari leluhur atau dewa. Serta adanya persembahan sebagai tanda rasa syukur dan hormat.
Pada akhir ritual, ket sam thoi diucapkan sebagai tanda rasa syukur dan terima kasih atas berkat dan perlindungan yang diterima. Ritual ini berdoa kepada Tuhan agar senantiasa diberikan keselamatan, kemakmuran dan perlindungan. Terhindar dari marabahaya dan hal- hal buruk lainnya.
Pada akhir ritual, ket sam thoi diucapkan sebagai tanda rasa syukur dan terima kasih atas berkat dan perlindungan yang diterima. Ritual ini berdoa kepada Tuhan agar senantiasa diberikan keselamatan, kemakmuran dan perlindungan. Terhindar dari marabahaya dan hal- hal buruk lainnya.
Pewarta : Kusmalina, Singkawang