PONTIANAK, KP - Bank Kalbar menunjukkan perannya dalam setiap event yang melibatkan pelaku usaha atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Ini terlihat dalam event Kalbar Food Festival Saprahan Khatulistiwa 2025 di halaman parkir Ayani Megamall pada 5 – 16 Februari 2025.
![]() |
Direktur Pemasaran dan Unit Usaha Bank Kalbar, Yuse Chaidi Amzar |
Ada sekitar 10 booth UMKM yang disiapkan oleh Bank Kalbar untuk para pelaku usaha binaannya. Jualan mereka rerata adalah kuliner, ada juga kopi, makanan ringan, makanan kemasan dan sebagainya.
“Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami kepada para mitra, terutama para pelaku usaha yang telah menjadi binaan Bank Kalbar. Kita bantu usaha mereka dengan mempertemukan konsumen dalam berbagai event, agar mereka bisa terus berkembang dan naik kelas,” tutur Direktur Pemasaran dan Unit Usaha Bank Kalbar, Yuse Chaidi Amzar di booth Bank Kalbar, dalam area perhelatan Kalbar Food Festival, Selasa11 Februari 2025.
Bank Kalbar yang berslogan Bank Kite Punye Kite, selama ini memang konsen terhadap UMKM. Penyaluran kredit yang disediakan dengan beragam skema pun lebih banyak menyasar kepada pelaku usaha kecil. Khusus Kalbar saja, ada sekira 25 ribu UMKM yang telah dibantu usahanya oleh Bank Kalbar dengan nominal mencapai Rp 2,5 triliun.
“Sudah ada sekitar 20 persen lebih dari total 200 ribu UMKM di Kalbar yang menjadi mitra Bank Kalbar. Mereka silih berganti dari waktu ke waktu, ada yang telah berhasil mengembangkan usahanya, bahkan banyak yang naik kelas,” kata Yuse.
Tahun 2025 ini, Bank Kalbar menargetkan penyaluran KUR untuk UMKM senilai Rp 750 miliar. Sepanjang tahun 2024, penyaluran kredit Bank Kalbar di sektor usaha UMKM tercatat Rp 600 miliar.
“Tahun 2025 ini, targetnya kita naikkan untuk disebarkan di seluruh UMKM Kalimantan Barat hingga ke pelosok daerah,” kata Yuse.
Fokus utama core bisnis Bank Kalbar kepada pelaku usaha kecil, lantaran UMKM merupakan fondasi utama kekuatan ekonomi Indonesia, bahkan capaiannya hingga 95 persen. “Lihat saja ketika terjadi pandemi Covid-19 lalu, bisnis yang mampu bertahan adalah justru para pelaku usaha kecil. Kalau tidak ada UMKM, bisa habis ekonomi kita. UMKM merupakan penopang perekonomian kita,” ujar Yuse.
“Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami kepada para mitra, terutama para pelaku usaha yang telah menjadi binaan Bank Kalbar. Kita bantu usaha mereka dengan mempertemukan konsumen dalam berbagai event, agar mereka bisa terus berkembang dan naik kelas,” tutur Direktur Pemasaran dan Unit Usaha Bank Kalbar, Yuse Chaidi Amzar di booth Bank Kalbar, dalam area perhelatan Kalbar Food Festival, Selasa11 Februari 2025.
Bank Kalbar yang berslogan Bank Kite Punye Kite, selama ini memang konsen terhadap UMKM. Penyaluran kredit yang disediakan dengan beragam skema pun lebih banyak menyasar kepada pelaku usaha kecil. Khusus Kalbar saja, ada sekira 25 ribu UMKM yang telah dibantu usahanya oleh Bank Kalbar dengan nominal mencapai Rp 2,5 triliun.
“Sudah ada sekitar 20 persen lebih dari total 200 ribu UMKM di Kalbar yang menjadi mitra Bank Kalbar. Mereka silih berganti dari waktu ke waktu, ada yang telah berhasil mengembangkan usahanya, bahkan banyak yang naik kelas,” kata Yuse.
Tahun 2025 ini, Bank Kalbar menargetkan penyaluran KUR untuk UMKM senilai Rp 750 miliar. Sepanjang tahun 2024, penyaluran kredit Bank Kalbar di sektor usaha UMKM tercatat Rp 600 miliar.
“Tahun 2025 ini, targetnya kita naikkan untuk disebarkan di seluruh UMKM Kalimantan Barat hingga ke pelosok daerah,” kata Yuse.
Fokus utama core bisnis Bank Kalbar kepada pelaku usaha kecil, lantaran UMKM merupakan fondasi utama kekuatan ekonomi Indonesia, bahkan capaiannya hingga 95 persen. “Lihat saja ketika terjadi pandemi Covid-19 lalu, bisnis yang mampu bertahan adalah justru para pelaku usaha kecil. Kalau tidak ada UMKM, bisa habis ekonomi kita. UMKM merupakan penopang perekonomian kita,” ujar Yuse.
Bank Kalbar fokus dan menaruh perhatian besar terhadap keberlangsungan usaha UMKM. Pembinaan yang dilakukan tidak sekadar memberikan bantuan kredit usaha, namun juga turut membantu dari kemasan hingga memasarkan produk-produk yang mereka jual melalui berbagai event.
“Mereka terus kita bina. Dari yang semula super mikro menjadi mikro kecil, kemudian berkembang menjadi menengah dan besar. Nah, kalau sudah sukses menjadi besar mereka tidak lagi UMKM,” kata Yuse.
Untuk dapat berkembang menjadi besar, Bank Kalbar terus memotivasi agar pelaku usaha kecil selalu melakukan inovasi supaya dagangannya bisa berkembang. Di antaranya adalah dengan memanfaatkan teknologi, memasuki pasar digital, termasuk juga bertransaksi secara digital dengan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard).
Menurut Yuse, pelaku UMKM harus mampu memasuki dunia digital agar semakin mudah melakukan promosi, termasuk juga bertransaksi dengan digital.
“Itu semuanya tidak rumit. Mereka saja yang kadang tidak paham, bahwa promosi melalui medsos itu adalah digital, termasuk pembayaran melalui QRIS juga digital,” ucap Yuse.
UMKM yang menjadi mitra Bank Kalbar saat ini mayoritas sudah dibekali QRIS. “Sebanyak 90 persen semua sudah kita arahkan ke digital, dan kita bantu penjualannya di outlet-outlet yang dimiliki Bank Kalbar yang sudah tersebar di daerah-daerah kecamatan hingga pedesaan di Kalimantan Barat. Dengan cara ini, kita harapkan mereka lebih mapan dan lebih kuat ekonominya,” kata Yuse.(*/Red)