Post Top Ad

Kombis

Nasional

Post Top Ad

HondaOtomotif

Poin-Poin Menarik dari PCX Hybrid

PONTIANAK - Meski bertajuk PCX Hybrid, Honda tak banyak cakap soal efisiensi bahan bakar. Hasil kerja mesin dan motor listrik itu bahkan diklaim naik 2-3 persen saja. Cukup rendah. Tapi bukan cuma irit bensin yang dijual. Selisih Rp 10 jutaan lebih mahal dari versi konvensional, dialokasikan juga untuk mengoptimalisasi hal berikut.
 
Honda PCX Hybrid


Peningkatan Performa

Perpaduan mesin standar 149 cc SOHC dengan baterai lithium-ion dan motor listrik, berhasil mengekstraksi daya lebih sempurna. Di atas kertas, peningkatan output cukup signifikan untuk ukuran skuter. Angka 14,4 Hp dan torsi 13,2 Nm ketambahan tenaga 1,9 Hp serta tenaga dorong 4,3 Nm.
Jika dijumlahkan jelas naik drastis ketimbang varian konvensional. Pun saat dikaitkan dengan jagoan kompetitor Berlambang Garpu Tala, ia masih menang. Utamanya soal akselerasi. Teknologi campuran ini diklaim mempersingkat proses penyaluran tenaga. Sehingga tuas akselerator memberi respons lebih cekatan.
Proporsi kerja motor listrik memang lebih besar saat menyalakan mesin, serta mengisi power awal. Sebagai gambaran: Semakin selongsong diputar habis, semakin besar daya listrik membantu laju. Sokongan itu pun bakal selesai beberapa detik, kecuali tuas gas ditutup dan diputar ulang. Namun pada kecepatan tinggi, sistem mengurangi fungsinya.
Tak perlu khawatir soal penyimpanan daya listrik. Model hibridia yang diusung bertipe paralel, alias bekerja bersamaan. Jika sewaktu-waktu habis, energi deselerasi dan idling mesin bakar bakal mengisi kembali baterai. Praktis.
Soal bahan bakar memang biasa saja. Kalau mesin standar diklaim menoreh 45 kpl, dengan metode ECE R40 Euro 3 dan kondisi ISS menyala. Naik 2-3 persen berarti sekitar 46,35 kpl. Tak terlalu signifikan. Tapi tentu perlu pembuktian lebih lanjut, sebab kondisi di lapangan bisa berbeda. Boleh jadi akselerasi instan membuat konsumsi bahan bakar lebih irit dari yang diklaim.
 
Poin penting PCX Hybrid
 

Memiliki Mode Berkendara

Produksi daya tadi diterjemahkan dalam tiga mode berkendara. Dimulai dari Drive Mode, atau setingan awal saat motor menyala. Di sini, bantuan motor listrik dalam memacu akselerasi tergolong moderat. Sekaligus menjaga konsumsi bahan bakar lebih hemat.
Selanjutnya Sport Mode, mendapat sokongan daya lebih banyak. Tarikan awal pastinya terasa lebih responsif ketimbang sebelumnya. Sementara terakhir, mode Idling, tak berbeda dengan Drive. Hanya saja fungsi Idling Stop System (ISS) dimatikan sepenuhnya.

Tampilan Eksklusif

Sebetulnya tak banyak yang diubah. Tapi rasanya pengemasan kelir biru tua dan badge hybrid membuatnya tampil lebih elegan. Warna ini tak bakal ditemukan pada jajaran PCX konvensional.
Bagian fasad juga tampak futuristis. Mika super besar diberi aksen garis biru, tepat pada bagian positioning lamp dan lampu senja. Stop lamp juga dibedakan lewat reflektor “X” silver, bukan merah seperti yang biasa. Sederhana namun cukup menunjukkan eksklusivitas.

Kelengkapan Fitur

Apa yang ia punya tak jauh beda dengan PCX nonhybrid. Panel instrumen menyajikan data lengkap, sampai ke penunjuk konsumsi bahan bakar real time dan rata-rata. Bedanya, layar digital turut mencantumkan indikator baterai serta charge assist. Berikut informasi posisi mode berkendara, yang pengaturannya ada di belakang saklar kiri.
Pencahayaan full LED, sistem keyless, tangki 8 liter, hingga ABS satu kanal juga ia miliki. Hanya satu yang perlu dicatat. Kapasitas bagasi berkurang, akibat adanya baterai. Ruangnya termakan sekitar 5,5 liter, sehingga mencatat volume bersih 23,3 liter. Meski begitu, helm half face dan beberapa barang bawaan masih muat ditelan.(*)

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad