PONTIANAK, KP – Peran media massa bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai penggerak kepedulian sosial di tengah masyarakat. Hal itu ditegaskan Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat, Nuryamin, dalam agenda koordinasi teknis bersama mitra kerja di Aula Kencana BKKBN Kalbar, kemarin.
Menurutnya, dinamika sosial di Kalbar tergolong kompleks dan penuh tantangan, sehingga membutuhkan peran media yang lebih proaktif dalam mengangkat potret kehidupan masyarakat yang selama ini belum mendapat perhatian. Media, kata dia, tidak cukup hanya hadir sebagai penyampai kabar, tetapi juga harus menjadi motor penggerak opini publik yang mampu menumbuhkan semangat gotong royong.
“Saya sengaja mengundang media untuk mengawal program-program sosial masyarakat yang ada di Kemendukbangga. Tantangan sosial kita begitu dinamis, banyak persoalan kebutuhan dasar manusia yang harus ditangani,” ujarnya. Ia berharap media mampu menulis dengan perspektif empati agar seluruh elemen masyarakat tergerak membantu keluarga yang belum beruntung.
Salah satu program yang saat ini sedang digencarkan BKKBN adalah Gerakan Orang Tua Asuh Stunting (Genting). Melalui platform digital, masyarakat diberikan ruang untuk berpartisipasi langsung dalam mendukung anak-anak yang mengalami atau berisiko stunting. Namun bagi Nuryamin, isu sosial tidak hanya sebatas permasalahan gizi. Masalah rumah tidak layak huni, keterbatasan sanitasi, hingga akses air bersih yang minim juga harus diberikan sorotan yang sama.
“Ini semua harus kita lengkapi terus. Media punya peran besar untuk menyuarakan dan mengedukasi publik tentang pentingnya kepedulian sosial,” tambahnya. Ia menginginkan agar media hadir sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat.
Nuryamin juga menyinggung kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar yang saat ini masih bertengger di posisi ke-31 nasional. Menurutnya, capaian tersebut menjadi tanda bahwa pembangunan manusia di Kalbar masih perlu digenjot melalui kolaborasi lintas sektor. Pemerintah, katanya, tidak bisa bekerja sendiri.
“IPM kita masih rendah. Karena itu perlu upaya aktif dari semua. Media juga harus ikut berperan, baik dalam edukasi, kontrol terhadap kerja pemerintahan, maupun dalam mendorong masyarakat untuk membiasakan hidup sehat,” tutupnya.
Dengan sorotan dan narasi yang kuat dari media, Nuryamin yakin akan terbangun gerakan bersama yang lebih solid untuk membantu sesama dan mempercepat pembangunan manusia di Kalimantan Barat. (*/Red)