PONTIANAK,KP - Di balik gemerlap layar lebar dan gemuruh suara khas bioskop, ada suasana yang berbeda siang itu di Cinema XXI Mega Mall Ayani, Pontianak. Bukan sekadar pemutaran film biasa, melainkan sebuah momen kontemplatif yang sarat makna bagi para prajurit Korem 121/Alambhana Wanawai. Di antara deretan kursi yang tertata rapi, duduk para penjaga kedaulatan bangsa yang tengah diajak untuk merenung dan menyelami kembali arti pengabdian lewat kisah inspiratif film Believe.
Komandan Korem 121/ABW, Brigjen TNI Purnomosidi, S.I.P., M.A.P., M.Han., hadir langsung dalam kegiatan ini. Ia tak sendiri. Di sampingnya, turut mendampingi Komandan Kodim 1201/Mempawah, Letkol Inf Benu Supriyantoko, S.H., yang bersama-sama merasakan atmosfer hangat dan reflektif dari acara nonton bareng tersebut. Dalam suasana yang jauh dari medan latihan atau barak, para prajurit diberi ruang untuk menyerap pesan moral yang disampaikan melalui medium sinema.
Film Believe memang bukan film biasa. Di tengah arus hiburan yang kerap menyajikan tontonan ringan dan sementara, Believe tampil sebagai oase—sebuah cerita yang menggugah tentang kekuatan keyakinan, daya juang, dan keberanian menghadapi kenyataan hidup yang tidak selalu mudah. Tema-tema ini begitu dekat dengan nilai-nilai yang selama ini menjadi napas kehidupan seorang prajurit.
Bagi Brigjen TNI Purnomosidi, film semacam ini bukan hanya menjadi sarana hiburan, melainkan juga pembinaan karakter. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya mengisi ruang-ruang psikologis dan emosional para prajurit dengan hal-hal yang membangun. Menurutnya, Believe adalah gambaran nyata bahwa dalam situasi tersulit sekalipun, harapan dan tekad tak boleh padam. Seperti halnya para prajurit yang harus tetap teguh berdiri, dalam kondisi apapun, demi bangsa dan negara.
“Believe bukan sekadar hiburan, tetapi refleksi tentang kekuatan keyakinan dalam menghadapi ujian kehidupan,” ujar Danrem. “Ini selaras dengan jati diri TNI yang selalu siap menghadapi tantangan.”
Ungkapan serupa juga disampaikan Letkol Inf Benu Supriyantoko. Baginya, kegiatan ini adalah cara cerdas dan menyentuh untuk memperkuat mental juang para prajurit. Ia memuji film tersebut yang dengan lembut namun kuat menggambarkan perjalanan seseorang menghadapi tantangan, dan bagaimana nilai perjuangan tidak pernah lekang oleh waktu.
“Pesan yang disampaikan dalam Believe sangat menyentuh,” katanya selepas pemutaran film. “Ini menjadi pengingat bahwa perjuangan dan harapan adalah bagian dari setiap langkah pengabdian kita.”
Kegiatan nobar yang dikemas eksklusif ini tak hanya menjadi selingan dari rutinitas militer, tetapi juga menjelma menjadi perekat kebersamaan. Di dalam ruang gelap itu, yang biasanya diisi oleh penonton umum, kini berubah menjadi ruang batin bersama. Para prajurit duduk berdampingan, menyimak kisah, tertawa, terdiam, dan mungkin sebagian menahan haru. Momen seperti ini menjadi penting untuk terus memupuk nilai solidaritas, loyalitas, dan semangat kolektif yang tak lekang oleh waktu.
Atmosfer keakraban begitu terasa ketika lampu-lampu bioskop kembali menyala. Tak ada hiruk-pikuk biasa usai film selesai. Yang ada justru wajah-wajah tenang yang seolah baru saja melakukan perjalanan batin. Mereka tidak hanya menonton, tetapi belajar. Tidak hanya melihat, tetapi meresapi.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pembinaan mental kejuangan tak melulu harus dilakukan di ruang kelas atau lapangan upacara. Melalui medium yang tepat, seperti film, pesan-pesan kebangsaan dan nilai-nilai pengabdian justru bisa masuk lebih dalam dan menetap lebih lama dalam jiwa.
Dengan semangat seperti itulah, Korem 121/ABW terus mengukuhkan peran tidak hanya sebagai satuan militer yang kuat secara fisik, tetapi juga tangguh secara batin. Karena di balik seragam loreng dan derap langkah baris-berbaris, ada manusia-manusia yang juga membutuhkan inspirasi, harapan, dan pengingat bahwa setiap perjuangan selalu dimulai dari keyakinan dalam hati. Sebuah keyakinan yang hari itu, di layar lebar, menemukan refleksinya lewat kisah Believe.(*/Red)
Komandan Korem 121/ABW, Brigjen TNI Purnomosidi, S.I.P., M.A.P., M.Han., hadir langsung dalam kegiatan ini. Ia tak sendiri. Di sampingnya, turut mendampingi Komandan Kodim 1201/Mempawah, Letkol Inf Benu Supriyantoko, S.H., yang bersama-sama merasakan atmosfer hangat dan reflektif dari acara nonton bareng tersebut. Dalam suasana yang jauh dari medan latihan atau barak, para prajurit diberi ruang untuk menyerap pesan moral yang disampaikan melalui medium sinema.
Film Believe memang bukan film biasa. Di tengah arus hiburan yang kerap menyajikan tontonan ringan dan sementara, Believe tampil sebagai oase—sebuah cerita yang menggugah tentang kekuatan keyakinan, daya juang, dan keberanian menghadapi kenyataan hidup yang tidak selalu mudah. Tema-tema ini begitu dekat dengan nilai-nilai yang selama ini menjadi napas kehidupan seorang prajurit.
Bagi Brigjen TNI Purnomosidi, film semacam ini bukan hanya menjadi sarana hiburan, melainkan juga pembinaan karakter. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya mengisi ruang-ruang psikologis dan emosional para prajurit dengan hal-hal yang membangun. Menurutnya, Believe adalah gambaran nyata bahwa dalam situasi tersulit sekalipun, harapan dan tekad tak boleh padam. Seperti halnya para prajurit yang harus tetap teguh berdiri, dalam kondisi apapun, demi bangsa dan negara.
“Believe bukan sekadar hiburan, tetapi refleksi tentang kekuatan keyakinan dalam menghadapi ujian kehidupan,” ujar Danrem. “Ini selaras dengan jati diri TNI yang selalu siap menghadapi tantangan.”
Ungkapan serupa juga disampaikan Letkol Inf Benu Supriyantoko. Baginya, kegiatan ini adalah cara cerdas dan menyentuh untuk memperkuat mental juang para prajurit. Ia memuji film tersebut yang dengan lembut namun kuat menggambarkan perjalanan seseorang menghadapi tantangan, dan bagaimana nilai perjuangan tidak pernah lekang oleh waktu.
“Pesan yang disampaikan dalam Believe sangat menyentuh,” katanya selepas pemutaran film. “Ini menjadi pengingat bahwa perjuangan dan harapan adalah bagian dari setiap langkah pengabdian kita.”
Kegiatan nobar yang dikemas eksklusif ini tak hanya menjadi selingan dari rutinitas militer, tetapi juga menjelma menjadi perekat kebersamaan. Di dalam ruang gelap itu, yang biasanya diisi oleh penonton umum, kini berubah menjadi ruang batin bersama. Para prajurit duduk berdampingan, menyimak kisah, tertawa, terdiam, dan mungkin sebagian menahan haru. Momen seperti ini menjadi penting untuk terus memupuk nilai solidaritas, loyalitas, dan semangat kolektif yang tak lekang oleh waktu.
Atmosfer keakraban begitu terasa ketika lampu-lampu bioskop kembali menyala. Tak ada hiruk-pikuk biasa usai film selesai. Yang ada justru wajah-wajah tenang yang seolah baru saja melakukan perjalanan batin. Mereka tidak hanya menonton, tetapi belajar. Tidak hanya melihat, tetapi meresapi.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pembinaan mental kejuangan tak melulu harus dilakukan di ruang kelas atau lapangan upacara. Melalui medium yang tepat, seperti film, pesan-pesan kebangsaan dan nilai-nilai pengabdian justru bisa masuk lebih dalam dan menetap lebih lama dalam jiwa.
Dengan semangat seperti itulah, Korem 121/ABW terus mengukuhkan peran tidak hanya sebagai satuan militer yang kuat secara fisik, tetapi juga tangguh secara batin. Karena di balik seragam loreng dan derap langkah baris-berbaris, ada manusia-manusia yang juga membutuhkan inspirasi, harapan, dan pengingat bahwa setiap perjuangan selalu dimulai dari keyakinan dalam hati. Sebuah keyakinan yang hari itu, di layar lebar, menemukan refleksinya lewat kisah Believe.(*/Red)