"Untuk di Kabupaten Ketapang IHK
107,40 dengan inflasi 2,62 persen, Sintang IHK sebesar 105,73 dan
inflasi 2,80 persen dan Pontianak IHK sebesar106,37 dengan inflasi 2,77
persen," papar dia.
Ia menjelaskan dari lima kota yang
menjadi kota pengukuran inflasi di Kalbar, tertinggi terjadi di
Kabupaten Kayong Utara sebesar 3,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen
(IHK) sebesar 106,25 dan terendah terjadi di Kota Singkawang sebesar
2,49 persen dengan IHK 105,96.
"Inflasi di Kalbar meningkat karena permintaan juga meningkat. Kita tahu April 2024 itu ada puasa Ramadhan, Idul Fitri, sembahyang kubur dan liburan," ujarnya.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada April 2024 di Kalbar yakni beras, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (SKM), cabai rawit, bawang putih, sawi hijau, gula pasir, emas perhiasan, kentang, angkutan udara, telur ayam ras, tomat, ikan tenggiri, cabai merah, ikan tongkol, dan sigaret kretek tangan (SKT).
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi y-on-y antara lain udang basah, daging babi, ikan bandeng/ikan bolu, bahan bakar rumah tangga, ikan kembung/ikan gembung, cumi-cumi, minyak goreng, ikan bawal, ikan nila, sampo, tahu mentah seng dan bayam.
Sebelumnya, pemerintah daerah di Provinsi Kalbar melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus gencar melakukan upaya pengendalian inflasi daerah. Upaya itu dilakukan mulai dari sisi hulu hingga hilir. Sisi hulu seperti produksi tanaman pangan yang ditingkatkan agar stok tersedia. Dari sisi hilir seperti adanya gerakan pangan murah dan operasi pasar.(*/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar